Friday, October 6, 2017

11 Hukum Disiplin Kelima dan Contoh dalam keseharian


11 Hukum Fifth Discipline dari Peter Senge

Berikut Contoh atas 11 Hukum Disiplin Kelima Peter Senge.

1. Today’s problems come from yesterday’s “solution.”(Masalah Hari Ini Datang dari Solusi Masa Lalu)
Contoh
a.    Masalah Kesehatan yang Kompleks terjadi dibangsa kita hari ini adalah hasil dari bagaimana sudut pandang pemerintah dalam menetapkan kebijakan serta pelaksanaannya.Misalnya meningkatnya Penyakit Paru di kota besar.Bagaimana dengan kebijakan transportasi,Penghijauan dalam kota,Paradigma sehat dan implementasinya.Kendaraan yang sudah tidak terbendung lagi menyebabkan kondisi udara yang tercemar.Tidak ada adanya Ruang hijau sebagai filter polutan udara.
b.    Selanjutnya terjadi pada kantor kantor pemerintahan.Banyak kondisi bangunan kantor yang tiap tahun dilakukan renovasi.Itu bisa disebabkan karena perencanaan yang dilakukan tidak baik.Atau pelaksanaan dilapangan tidak sesuai dengan perencaaan.jadi tanpa kita sadari bukan manfaat atau solusi yang didapat tapi malah dampak kerugian yang jauh lebih besar.
Jika dilihat dalam berpikir sistem (system thinking/ST), maka proses pemecahan masalah seharusnya mempertimbangkan dampak/akibat dari solusi yang diambil secara komprehensif. Dengan Kata kunci masalah  atau dampak itu pasti disebabkan oleh begitu banyak faktor.Sehingga penyelesaiannya juga harus dengan memikirkan segala aspek.Artinya Penyelesaian dari Hulu ke hilir
2. The harder you push, the harder the system pushes back  Semakin Keras Anda Menekan, Semakin Kencang Sistem Mendorong Kembali
Contoh
a.    Kita mengetahui kasus terahir di Negara tercinta kita ini.Penistaan agama oleh Seorang Gubernur yang kemudian seolah olah dilindungi oleh pihak penguasa saat ini.Membuat kaum Mayoritas(ISLAM) melakukan aksi Bela Islam I.Namun karena tidak ditanggapi malah Pemerintah terkesan menghindar dan melarangnya.Sehingga  apa yang terjadi malah menimbulkan aksi yang jauh lebih besar lagi. Terbukti kemarin dengan istilah 212 jumlah yang jauh lebih besar.Bahkan Presiden hadir dalam rangkaian kegiatan tersebut.
b.    UU 36 2009 pasal 104 mengenai pengawasan obat.Pemerintah sudah sedemikian rupa mencegah terjadinya pelanggaran mengenai sedian obat akan tetapi yang masih banyak juga yang menjual serta memproduksi.bahkan ahir ini ditemukan vaksin palsu yang tenyata sudah berjalan begitu lama.
Hukum kedua dari ST Senge menyebutkan, bahwa semakin besar usaha yang kita lakukan untuk memperbaiki kesalahan, maka tanpa atau dengan kita sadari akan semakin kuat pula masalah tersebut menekan kita. Dalam kondisi ini, Senge menekankan perlunya ST. Jika kita mengatasi atau menekan permasalahan yang kita hadapi tanpa pikiran jernih, maka kita akan terjebak ke dalam situasi “serangan balik” yang siap dilancarkan dan membahayakan pertahanan kita yang dilakukan oleh situasi yang kita tekan. ST dengan memperhatikan setiap subsistem yang muncul dalam setiap permasalahan yang kita tekan adalah hal yang perlu dilakukan.
3. Behavior grows better before it grows worse (Perilaku Tumbuh Lebih Baik Sebelum Tumbuh Lebih Buruk)
            Contoh :
a.    Kebiasaan pimpinan/petugas yang menganggap bahwa hal itu biasa saja pasti suatu saat akan menimbulkan hal yang sulit pada ahirnya.Contoh inventarisasi barang pada satu instansi.Pengurus barang pada tahun 2010 kebawah(2009 dst) setiap menerima dan menyerahkan barang tidak mencatat pada buku dan komputer.serta tidak memberi label pada tiap barang tersebut.Sehingga pengurus barang saat ini pasti kewalahan dalam proses jumlah aset barang daerah.dan pasti mendapat penilaian jelek dari BPKP
b.     Ada beberapa instansi yang meskipun pengalokasian anggaran kegiatan sudah jelas akan tetapi pada saat bersamaan atasan membutuhkan dana maka yang akan diambil adalah dari pos pos yang sudah jelas pengalokasiannya tadi.Hasilnya terjadi gali lobang tutup lobang untuk menutupi kebocoran dan menghindari temuan.
Hukum ketiga ini jika saya boleh mengistilahkan adalah “hukum sesaat (temporary law)”. Kenapa demikian, langkah apa yang sebenarnya kita lakukan untuk menyelesaikan suatu persoalan hanya dapat dirasakan saat itu saja. Padahal, kita seperti dikatakan Senge, bahwa solusi jangka pendek memberikan kita istirahat sejenak dan perbaikan sementara, tetapi tidak menghilangkan masalah mendasar. Masalah-masalah ini akan membuat situasi lebih buruk dalam jangka panjang. Seharusnya perilaku yang tumbuh adalah lebih baik dan bersifat permanen serta tidak berdampak buruk atau bahkan lebih buruk di kemudian hari.
4. The easy way out usually leads back in (Cara yang Mudah Biasanya akan Membawa Kita kembali kepada Permasalahan)
Contoh
a.    Ketika seorang tim sukses meminta kepada bupati  terpilih agar anak atau  keluarganya diterima sebagai honorer di Dinas kesehatan misalnya.Tentu Kepala dinas untuk menyenangkan hatinya dan pertimbangan disposisi tidak akan menolak hal tersebut.Secara sepintas itu mudah dan baik.akan tetapi bagaimana bila itu sudah tidak bisa dibatasi dengan alasan bagaimana dengan timses yang lain.Dan kita tau orang bekerja pasti ujung ujungnya mau digajidan hal lain yang akan ditimbulkan.Apakah ini sudah dipertimbangkan.
b.    Kadang seorang bawahan dengan mudah meniru tanda tangan atasannya.Alasannya berbagai macam.Entah karena menganggap itu hanya laporan biasa dan waktunya sudah mendesak  atau karena kebiasaan dari teman lain juga begitu.tanpa memikirkan bila hal ini menjadi kebiasaan maka menjadi kebiasaan yang negatif.Tanpa kita sadari persuratan penting dan tidak penting kita anggap bukan masalah.Tentunya cepat atau lambat pasti akan menjadi kebiasan yang berbahaya bagi diri dan organisasi kita.
Hukum keempat dari ST memberikan gambaran, bahwa kita sering terjebak kepada penyelesaian masalah yang kita anggap mudah padahal sebenarnya itu tidak relevan dengan pemecahan masalah yang sesungguhnya. Pada akhirnya, yang terjadi adalah justru sama dengan dampak seperti hukum-hukum sebelumnya. Hukum ini menghendaki, bahwa setiap penyelesaian persoalan yang ada harus harus dilihat kesesuaiannya. Apakah jalan yang keluar yang diambil sesuai dengan permasalahan yang ada atau tidak.
5. The cure can be worse than the disease (Obatnya Bisa Lebih Buruk daripada Penyakitnya)
Contoh:
a.    Biasanya seorang guru ketika melihat siswanya membuat suatu pelanggaran misalnya dalam memberikan hukuman hingga melewati batas.bahkan berujung ke pemukulan.sehingga yang tadinya guru memberi hukuman berganti dengan guru yang mendapt hukuman dipenjara.
b.    Kita Liat dengan dengan adanya sertifikasi guru.sebagai bentuk agar derajat dan kesejahteraan guru meningkat.Secara finansial sudah baik.artinya banyak guru sekarang yang sudah punya rumah dan mobil.akan tetapi bagaimana dengan proses belajar mengajarnya.malah banyak guru yang mengeluh  letih,mengantuk,kurang istrahat karena harus menutupi kekurangan mengajarnya dengan mencari sekolah lain ditambah dengan menyelesaikan berbagai macam tugas laporannya.
Berpikir sistem menghendaki, bahwa dalam mengobati suatu persoalan/penyakit perlu dilakukan proses berpikir sebab-akibat. Jika tidak, maka kita bukan mengobati, tetapi membuat penyakit baru yang jauh lebih kronis.
6. Faster is slower (Semakin Cepat Justru Semakin Lambat)
            Contoh:
a.    Apa yang terjadi dengan Cara berfikrir teman mahasiswa kita sekarang.Kebanyakan ingin mendapatkan gelar atau ijazah dengan cepat.Dan alhasil jawaban dan fasilitas itu juga ada .Banyak kampus yang malah melakukan hal tersebut.Ada Mahasiswa yang tinggal membeli  Ijazah dan mendapat gelarTentu sudah kita tahu hasil dari hal serba instant itu. Sumber Daya manusia kita akan lemah.Dan Peningkatan pembangunan kita akan stagnan dan melambat.
b.    Misalnya di Dinas kesehatan atau puskesmas.Ketika batas waktu memasukkan laporan mendesak banyak dari petugas yang kadang kala membuat laporan fiktif hanya karena ingin laporan terkumpul.ini karena petugas tersebut tidak proaktif dan menyesuaikan diri dalam menyelesaikan tugas dan laporannya.Sehingga pada saat rekonsiliasi laporan banyak terjadi ketidak samaan data dan dianggap masalah.yang tadinya sudah dikumpul dikembalikan lagi untuk verifikasi ulang.
Hukum ini mengindikasikan, bahwa organisasi yang akan bertahan adalah organisasi yang tumbuh dan berkembang dengan wajar atau tidak instan. Setiap dampak yang muncul sebagai akibat perkembangan dan cara kita menyikapi secara baik dengan mengadaptasi diri dan proaktif untuk perbaikan dan kelangsungan organisasi. Akan tetapi, jika organisasi tidak melakukan hal ini, sesaat mungkin akan berjalan seperti sangat cepat dan maju, tetapi sesungguhnya itu akan membuat sesuatu kemunduran dan berjalan lebih lama.
7. Cause and effect are not closely related in time and space (Sebab dan Akibat tidak Muncul Berdampingan)
            Contoh :
a.    Kasus HIV/AIDS setiap tahun meningkat.Kasus ini yang dulunya hanya pada orang tertentu namun sekarang tidak semua mempunyai resiko yang sama.artinya tingkat penularannya cukup tinggi.Yang penderita sebelumnya jauh lebih kecil bila dibanding saat ini.ini seperti penomena gunung es.Tentu Masalah ini muncul karena kita kurang perhatian dengan pencegahannya.hanya melihat yang terjadi saat ini sehingga kita harus sadar bahwa akibat tidak muncul secara bersamaan.
b.    Sekarang ini ada banyak Rumah sakit umum yang sudah kurang kunjungan bukan karena kurangnya orang sakit di daerah tersebut akan tetapi mereka lebih memilih Rumas sakit Swasta ketimbang RS Pemerintah karena persoalan pelayanannya.
Kadang kita lupa bahwa kejadian yang kita alami hari ini adalah buah dari apa yang kita perbuat hari kemarin.Kita selalu menyandingkan kata sebab akibat sebagai sesuatu yang muncul secara bersamaan dalam ruang dan waktu. Hal ini selalu kita benarkan, ketika kita menemukan suatu akibat selalu kita mencari penyebabnya.
8. Small changes can produce big results – but the areas of highest leverage are often the least obvious (Perubahan Kecil Dapat Menghasilkan Hasil yang Besar)
Contoh:
a.    Dalam Alquran menyebutkan orang yang kuat adalah orang yang dapat mengalahkan hawa nafsunya(Dirinya Sendiri).Artinya seorang pemimpin besar adalah dimulai dari bagaimana menjadi pemimpin yang baik bagi dirinya sendiri.Istilah yang lain bahwa  ingin menjadi seorang raja maka harus menjadi pelayan atau bawahan yang baik.Kemudian Menjadi seorang pemimpin rumah tangga,Lurah/Kepala desa,Bupati,Gubernur.sebagai contoh bapak Gubernur Syahrul yasin Limpo yang memulai karirnya dari seorang kepal Desa.
b.    Masalah Kesehatan saat ini sejatinya dimulai dari lingkungan yang paling terkecil yakni Rumah tangga.Artinya Negara yang sehat dan kuat berasal dari Provinsi provinsi yang sehat ,Provinsi yang sehat pasti berasal dari kabupaten kabupaten yang sehat pula,kabupaten yang sehatn tentu dari Kelurahan /Desa Yang sehat dan Kel/Desa yang sehat dan kuat lahirnya dari Rumah tangga tangga Sehat.maka Mari kita mulai dari hal yang kecil,Diri sendiri,dan Mulai dari saat ini.
Dalam bahasa yang sederhana, hukum ke delapan ini adalah jangan pernah meremehkan hal-hal yang kecil.Konsep ini menjelaskan kepada kita, bahwa untuk melakukan perubahan besar kita tidak dapat melakukannya dengan hal yang besar pula. Justru untuk melakukan perubahan besar awalilah dengan hal-hal kecil dan berdampak besar. Inilah esensi dari pengungkit yang efektif. Saya yakin betul dengan prinsip, bahwa untuk melakukan perubahan besar harus dilakukan dari hal yang kecil.
9. You can have your cake and eat it too – but not at once (Anda Bisa Memiliki Kue Anda dan Memakannya Juga, tetapi Tidak Sekaligus)
            Contoh :
a.    Banyak sekali pertemuan yang mesti dihadiri oleh kepala Dinas misalnya.Sehingga meskipun kepala dinas dapat mengikutinya akan tetapi alangkah baiknya diberi kesempatan kepada kepala bidang atau lainnya untuk mengikuti.Diharapkan untuk ada informasi yang merata.jadi kesannya bahwa kepala dinas mampu memberi motivasi kepada bawahan.
b.    Sekarang ini setiap dilaksanakan lelang proyek secara terbuka dan transparan.diharapkan agar supaya proyek itu ditangani oleh orang yang tepat dan juga tidak dimonopoli  hanya oleh penguasa/kepala daerah atau karena bagi bagi jatah proyek.Yang meskipun dengan kewenangannya seorang kepala daerah bisa melakukan semua itu.
Ketamakan adalah suatu sifat buruk yang akan menghancurkan. Dalam kehidupan sehari-hari, ketamakan adalah sifat yang sangat tidak disukai banyak orang. Oleh sebab itu, ketamakan bersifat deskruptif (perusak). Kalaupun itu dapat dilakukan pasti itu akan berdampak tidak baik. Kedua hal ini hanya dapat diperoleh dengan jalan berproses sehingga kebaikan yang satu tidak akan merusak kebaikan yang lainnya. Kedua hal ini dapat kita lakukan dengan perilaku berpikir sistem. Perlunya berpikir sistem untuk memperoleh kebaikan dalam suatu proses adalah, untuk memberikan suatu kesempatan kepada kita tentang dampak berkelanjutan dari pilihan yang diambil.
10. Dividing an elephant in half does not produce two small elephants ( Membelah Seekor Gajah Menjadi Dua Tidak Menghasilkan Dua Ekor Gajah Kecil )
a.    Pemekaran Puskesmas di suatu kecamatan belum tentu menyelesaikan semua masalah kesehatan di wilayah kecamatan tersebut.
b.    Penerimaan pegawai yang cukup banyak tanpa disertai skill belum tentu memperbaiki kualitas pelayanan.
Menurut Senge sistem kehidupan memiliki integritas. Karakter mereka tergantung dari keseluruhan. Bagi Senge, Dengan kata lain, “tidak perlu membelah seekor gajah, untuk mendapatkan gajah lebih banyak”. Prinsip ini disebut Senge dengan “prinsip dari batasan sistem”, yaitu  interaksi yang harus dipelajari yang paling penting terhadap masalah saat ini, tidak peduli dari batas organisasi yang sempit.

Kunci dari hukum ini adalah interaksi. Jika bicara interaksi, maka diperlukan dialog. Oleh sebab itu, dialog dalam organisasi harus didasari dari keinginan untuk berubah, membuka diri, mau berbagi, dan belajar terus menerus untuk memperbaiki diri.

11.Tidak Menyalahkan
Contoh :
a.    Kenapa masalah terus terjadi di negara kita.penyebabnya adalah selalunya mencari kambing hitam.Antara satu kementrian dengan kementrian yang lain dianggap paling bertanggungjawab apabila terjadi masalah.Disisi lain mereka berlomba lomba mengaku sebagai yang paling punya andil ,paling berjasa bila ada suatu keberhasilan.tidak adanya saling bahu membahu setiap masalah dan saling mendukung dan memuji ketika ada pencapaian.
b.    Di dalam suatu instansi hanya bisa maju dan berkembang bila tidak adanya saling menyalahkan.misalnya Puskesmas ,pada masalah kasus gizi buruk.Bila terjadi pada satu kampung ditemukan kasus seperti itu maka petugas gizi harus intropeksi apakah kinerjanya sudah maksimal.kemudian bagian yang lain jangan juga menyalahkan petugas gizi akan tetapi dialog apa yang dibutuhkan.mulai dari petugas promkes,kesling,dan  bahkan semua yang ada dalam organisasi itu terutama Atasan/pimpinan yang paling bertanggungjawab.Dan mencari solusi dan implementasi secara bersama sama.
Menurut hukum ini, kesalahan  bukan pada orang lain tetapi pada diri kita sendiri. Oleh sebab itu, berpikir sistem merupakan solusi untuk tidak menyalahkan “orang diluar sana”. Musuh kita adalah diri kita sendiri dan obatnya adalah menjaga hubungan antara kita dan musuh kita–bisa itu orang luar–dapat juga diri sendiri.



No comments:

Post a Comment

3 Pesan Rasulullah SAW

3 hal yang perlu kita perhatikan sebagai seorang muslim kata Rasulullah: 1.        Tinggalkanlah  maksiyat 2.        Laksanakanlah  kew...