Friday, October 6, 2017

Hubungan Komunikasi Teraupetik Perawat terhadap kepuasan Pasien

Hubungan Komunikasi Teraupetik Perawat
terhadap kepuasan Pasien

Rumah  sakit  adalah  bagian  penting  dari  suatu  sistem  kesehatan  yang mengedepankan pelayanan prima sebagai elemen utamanya. Kebutuhan masyarakat akan kualitas layanan rumah sakit yang baik semakin meningkat seiring dengan semakin lebih membaiknya perekonomian dan derajat kesehatan masyarakat indonesia.1Rumah sakit sebagai unit  kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memenuhi standar pelayanan prima.14 . Pelayanan prima di Rumah Sakit akan tercapai jika setiap seluruh SDM rumah sakit  mempunyai ketrampilan khusus, diantaranya memahami produk  secara mendalam, berpenampilan menarik, bersikap ramah dan bersahabat, responsif (peka) dengan pasien, menguasai pekerjaan, berkomunikasi secara efektif dan mampu menanggapi keluhan pasien secara professional.3.Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan kesehatan baik dirumah sakit ataupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.4
Keperawatan adalah suatu interaksi antara perawat dan pasien, perawat dan profesional kesehatan lain, serta perawat dan komunitas. Proses interaksi manusia terjadi melalui komunikasi: verbal dan nonverbal, tertulis dan tidak tertulis, terencana dan tidak terencana. ekspresi nonverbal empati bervariasi di seluruh kelompok budaya dan berdampak pada kualitas komunikasi dan perawatan Komunikasi nonverbal memainkan peran penting dalam membina mempercayai penyedia-pasien hubungan, dan sangat penting untuk perawatan yang berkualitas tinggi.11. Pasien Ventilator di ICU sering mengalami kesulitan dengan salah satu fungsi manusia yang paling dasar, yaitu komunikasi, karena intubasi. pasien-di ICU reaksi emosional yang berat, seperti tingkat tinggi frustrasi, stres, kecemasan, dan depresi komunikasi yang paling umum digunakan metode dengan pasien sakit kritis, seperti bibir membaca, gestur, dan mengangguk kepala.18 Agar perawat efektif dalam berinteraksi, mereka harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik.10 Ada banyak cara menunjukkan penerimaan, terutama dengan meluangkan beberapa waktu untuk pasien, di mana penghormatan dapat ditampilkan oleh sikap dan kata.6
Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi (2008:13) menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.13 Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Indra Wati, 2003). Keefektifan komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien  akan mengoptimalkan tindakan keperawatan yang akan mempercepat proses penyembuhan fisik dan psikologis pasien (Anas Tamsuri, 2002).2 Perawat perlu memiliki keterampilan berkomunikasi secara terapeutik dalam menjalankan perannya sehingga dapat menentukan keberhasilan pelayanan atau asuhan keperawatan yang profesional dengan memperhatikan kebutuhan holistik klien.16 danThorsteinsson (2002) mendukung pandangan ini dan menunjukkan bahwa komunikasi adalah bagian mendasar dari keperawatan dan bahwa pengembangan hubungan positif perawat-pasien sangat penting untuk asuhan keperawatan yang berkualitas.
Seorang  perawat  diharapkan  memiliki  kompetensi  meliputi  pengetahuan, keterampilan, dan pribadi yang menunjang dan tercermin dari perilakunya, sesuai prinsip Service Quality, yaitu bukti fisik (Tangibles), keandalan (Reabiluty), daya tanggap (Responsiveness), jaminan (Assurance), dan empaty (Empathy).14
Pentingnya keterampilan komunikasi yang efektif pada pasien misalnya dalam perawatan kanker terdokumentasi dengan baik.19 Komunikasi antara perawat dan pasien sangat penting dalam perawatan kronis untuk kualitas hidup dan kesejahteraan pasien. Hasil statistik meningkat secara signifikan setelah intervensi. komunikasi dan interaksi memiliki rasio statistik signifikan lebih tinggi positif.7.8.Bahwa beberapa obat-obat  dapat mempengaruhi kondisi hidup seorang, situasi yang kita sebut sebagai kompetisi terapi.Kompetisi terapi adalah salah satu jenis interaksi penyakit-obat yang pengobatan dianjurkan untuk satu kondisi yang mungkin negatif.17. 20
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan di berbagai negara bahwa komunikasi efektif atau komunikasi teraupetik perawat  dapat memberi kualitas pelayanan dan informasi yang cukup, serta meningkatkan kepuasan dan kepatuhan pasien yang berimplikasi terhadap kekuatan dan kualitas hidupnya.8,9.11. Metode dan desain penelitian secara eksperimental dan Skala Skor  Skill  empatik (ESS) dengan Uji Kolmogorov Smirnov.12., desain survei deskriptif15, Cross-sectional descriptive study.17. Pelatihan empati dan menunjukkan bahwa ada perbaikan dalam keterampilan komunikasi perawat, dan bahwa mereka harus bekerja untuk meningkatkan pelayanan.Pelatihan yang relevan akan menyebabkan peningkatan keterampilan empati perawat, yang pada gilirannya, akan memungkinkan mereka untuk memahami pasien mereka lebih baik, membangun hubungan interpersonal yang positif dengan mereka, dan meningkatkan kepuasan profesional mereka.12.Kepedulian terhadap kualitas komunikasi perawat-pasien menyebabkan pekerjaan yang cukup besar pada pelatihan  keterampilan komunikasi bagi profesional kesehatan (Le Dorze et al. 2000. Winchester 2003) 7.. Komunikasi yang tidak efektif membuat pasien merasa cemas, frustrasi dan tidak puas, yang dapat mengganggu kemampuan mereka untuk mematuhi aturan pada perawatan Pasien kanker dan menganggap komunikasi adalah  prioritas utama kesehatan yang profesional .19.
Menurut Departemen Kesehatan, di tahun 2010 terdapat sekitar 2 juta warga Indonesia berobat keluar negeri, yang setidaknya menghabiskan dana pribadi sekitar 40 triliun. Alasan berobat ke luar negeri antara lain faktor komunikasi efektif antara tenaga medis kepada pasien dan keluarga pasien, dan faktor sarana dan prasarana.1. Depkes RI tahun 2005, masih ditemukan adanya keluhan tentang ketidakpuasan pasien terhadap komunikasi perawat. Rata-rata hasil data yang didapatkan dari beberapa Rumah sakit di Indonesia  menunjukan 67% pasien yang mengeluh adanya ketidakpuasan dalam penerimaan pelayanan kesehatan. Alasan tersebut tentu harus menjadi bahan pertimbangan setiap rumah sakit di Indonesia dalam meningkatkan standar pelayanan rumah sakit untuk memberikan kepuasan terhadap pelanggan. Kondisi inilah yang menyebabkan peneliti tertarik untuk meneliti tentang kualitas pelayanan di rumah sakit.Salah satunya Rumah Sakit Massenrempulu kab.Enrekang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui “Hubungan antara Komunikasi Terapeutik perawat dengan Kepuasan pasien di ruang Rawat Inap RS Massenremupulu Enrekang”.


Referensi
1.      Achmad Shofiyyuddin As’ad, . Noermijati” Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Harga terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan (Studi pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit NU Tuban)” Jurnal Aplikasi manajemen .Vol 11, No 3 (2013)
2.      Aniharyati ,2010.“Komunikasi Terapeutik Sebagai Sarana Efektif Bagi Terlaksananya Tindakan Keperawatan Yang Optimal”Keperawatan Bima Poltekkes Kemenkes
3.      Anjaryani, Ike Diah.2009 “Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan Perawat Di  Rsud Tugurejo Semarang”  Tesis.Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang
4.      Anis Rosiatul Husna, Eni Sumarliyah, Andreas Tipo” Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat  Dengan Kepuasan Pasien Dalam Pelayanan Keperawatan Di Rumah Sakit Siti Khodijah  Sepanjang ”jurnal penelitian Umsurabaya(2009) vol:41-48
5.      Aryani Dwi, Rosinta Febrina, “Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Pelanggan dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan
6.      Anna Wloszczak-Szubzda, Miroslaw J. Jarosz, Mariusz Goniewicz, Krzysztof Goniewicz” Evaluation Of Communication And Acceptance Of The Patients By Medical Personnel” Rocz Panstw Zakl Hig 2016;67(4):427-433
7.      BOSCART V.M. (2009)V.M. (2009) “A communication intervention for nursing staff in chronic care”Journal of Advanced Nursing 65(9), 1823–1832
8.      Catherine Kinane, Et.al., “ A pilot cluster randomised trial to assess the effect of a structured communication approach on quality of life in secure mental health settings: The Comquol Study” MacInnes et al. BMC Psychiatry (2016) 16:335
9.      Catherine McCabe MSc, RGN, BNS, RNT” Nurse–patient communication: an exploration of patients’ experiences” MMccCABE C. (2004)CABE C. (2004) Journal of Clinical Nursing 13, 41–49
10.  Hermawan, Andreas Hadi (2010) Persepsi Pasien Tentang Pelaksanaan Komunikasi Teraputik Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Pada Pasien di Unit Gawat Darurat RS. Mardi Rahayu Kudus November 2009. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro
11.  Ine Lorie´ Diego A. Reinero Margot Phillips Linda, Zhang Helen Riess M.D Culture and Nonverbal Expressions of Empathy inClinical Settings PEC 5466 (2016)
12.  Ilknur Kahriman,Nesrin Nural,Umit Arslan,Murat Topbas,Gamze Can,and Suheyla Kasim “The Eect of Empathy Training on the Empathic Skills of Nurses” Iran Red Crescent Med J. 2016 June; 18(6):e24847
13.  Jalaluddin Rakhmat, 2008. Psiskologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
14.  Kartika, Ika Dewi “Komunikasi Antarpribadi  Perawat Dan Tingkat Kepuasan Pasien Rsia Pertiwi Makassar” Skripsi.Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin
15.  Kathleen Clark, RN, DNP, CCRN Kerry A. Milner, RN, DNSc Marlene Beck, RN, DNP Virginia Mason, RN, PhD, CCRN, ACNS-B” Measuring Family  Satisfaction With Care Delivered in the Intensive Care Unit” CriticalCareNurse  Vol 36, No. 6, 2016
16.  Misi Siti, Zulpahiyana, Sofyan Indrayana “Komunikasi Terapeutik Perawat Berhubungan dengan Kepuasan Pasien” Journal Ners And Midwifery Indonesia. JNKI, Vol. 4, No. 1, Tahun 2016, 30-34
17.  Songprod Jonathan Lorgunpai, Et.al.,” Potential Therapeutic Competition in Community-Living Older  Adults  in the  U.S.: Use of Medications That May Adversely  Affect a Coexisting  Condition” Plosone(2014)  ,Volume 9 ,Issue  2  , e89447
18.  S. ten Hoorn, P. W. Elbers, A. R. Girbes   and P. R. Tuinman” Communicating with conscious and mechanically ventilated critically  ill patients” ten  Hoorn et al. Critical Care (2016) 20:333
19.  S Wilkinson, R Perry, K Blanchard Department of Mental Health Sciences, Royal Free and University College Medical School, London and L Linsell Centre for Statistics in Medicine, Wolfson College Annexe, Oxford University, Linton Road, Oxford” Effectiveness of a three-day communication skills course in changing nurses’ communication skills with cancer/palliative care patients: a randomised controlled trial” Palliative Medicine 2008; 22: 365–375

20.  Welschen, Laura M C; Et.al.,” Effects of Cardiovascular Disease Risk Communication for Patients with Type 2 Diabetes on risk perception in a rando randomized controlled trial” Diabetes Care; Dec 2012; 35, 12; ProQuest pg. 2485

No comments:

Post a Comment

3 Pesan Rasulullah SAW

3 hal yang perlu kita perhatikan sebagai seorang muslim kata Rasulullah: 1.        Tinggalkanlah  maksiyat 2.        Laksanakanlah  kew...