Hubungan Komunikasi Teraupetik Perawat
terhadap kepuasan Pasien
Rumah sakit
adalah bagian penting
dari suatu sistem
kesehatan yang mengedepankan
pelayanan prima sebagai elemen utamanya. Kebutuhan masyarakat akan kualitas
layanan rumah sakit yang baik semakin meningkat seiring dengan semakin lebih
membaiknya perekonomian dan derajat kesehatan masyarakat indonesia.1Rumah
sakit sebagai unit kesehatan dituntut
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memenuhi standar pelayanan prima.14
.
Pelayanan prima di Rumah Sakit akan tercapai jika
setiap seluruh SDM rumah sakit mempunyai
ketrampilan khusus, diantaranya memahami produk
secara mendalam, berpenampilan menarik, bersikap ramah dan bersahabat,
responsif (peka) dengan pasien, menguasai pekerjaan, berkomunikasi secara
efektif dan mampu menanggapi keluhan pasien secara professional.3.Pelayanan
keperawatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan kesehatan baik
dirumah sakit ataupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.4
Keperawatan
adalah suatu interaksi antara perawat dan pasien, perawat dan profesional
kesehatan lain, serta perawat dan komunitas. Proses interaksi manusia terjadi
melalui komunikasi: verbal dan nonverbal, tertulis dan tidak tertulis,
terencana dan tidak terencana. ekspresi nonverbal empati bervariasi di
seluruh kelompok budaya dan berdampak pada kualitas komunikasi dan perawatan
Komunikasi nonverbal memainkan peran penting dalam membina mempercayai
penyedia-pasien hubungan, dan sangat penting untuk perawatan yang berkualitas
tinggi.11. Pasien Ventilator di ICU sering
mengalami kesulitan dengan salah satu fungsi manusia yang paling dasar, yaitu
komunikasi, karena intubasi. pasien-di ICU reaksi emosional yang
berat, seperti tingkat tinggi frustrasi, stres, kecemasan, dan depresi
komunikasi yang paling umum digunakan metode dengan pasien sakit kritis,
seperti bibir membaca, gestur, dan mengangguk kepala.18 Agar perawat efektif dalam berinteraksi, mereka harus memiliki
keterampilan komunikasi yang baik.10 Ada banyak cara
menunjukkan penerimaan, terutama dengan meluangkan beberapa waktu untuk pasien,
di mana penghormatan dapat ditampilkan oleh sikap dan kata.6
Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi
(2008:13) menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya
pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan
hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.13 Komunikasi
terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Indra Wati, 2003). Keefektifan
komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien
akan mengoptimalkan tindakan keperawatan yang akan mempercepat proses
penyembuhan fisik dan psikologis pasien (Anas Tamsuri, 2002).2
Perawat perlu memiliki
keterampilan berkomunikasi secara terapeutik dalam menjalankan perannya
sehingga dapat menentukan keberhasilan pelayanan atau asuhan keperawatan yang
profesional dengan memperhatikan kebutuhan holistik klien.16 danThorsteinsson (2002) mendukung pandangan ini dan menunjukkan bahwa
komunikasi adalah bagian mendasar dari keperawatan dan bahwa pengembangan
hubungan positif perawat-pasien sangat penting untuk asuhan keperawatan yang
berkualitas.
Seorang perawat
diharapkan memiliki kompetensi
meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan pribadi yang menunjang dan tercermin dari perilakunya, sesuai
prinsip Service Quality, yaitu bukti fisik (Tangibles), keandalan (Reabiluty),
daya tanggap (Responsiveness), jaminan (Assurance), dan empaty (Empathy).14
Pentingnya keterampilan komunikasi yang
efektif pada pasien misalnya dalam perawatan kanker terdokumentasi dengan baik.19
Komunikasi antara perawat dan pasien sangat penting dalam perawatan kronis
untuk kualitas hidup dan kesejahteraan pasien. Hasil statistik meningkat secara
signifikan setelah intervensi. komunikasi dan interaksi memiliki rasio
statistik signifikan lebih tinggi positif.7.8.Bahwa beberapa
obat-obat dapat mempengaruhi kondisi hidup
seorang, situasi yang kita sebut sebagai kompetisi terapi.Kompetisi terapi
adalah salah satu jenis interaksi penyakit-obat yang pengobatan dianjurkan
untuk satu kondisi yang mungkin negatif.17. 20
Berdasarkan beberapa
penelitian yang telah dilakukan di berbagai negara bahwa komunikasi efektif
atau komunikasi teraupetik perawat dapat
memberi kualitas pelayanan dan informasi yang cukup, serta meningkatkan
kepuasan dan kepatuhan pasien yang berimplikasi terhadap kekuatan dan kualitas
hidupnya.8,9.11. Metode dan desain
penelitian secara eksperimental dan Skala Skor
Skill empatik (ESS) dengan Uji
Kolmogorov Smirnov.12., desain survei deskriptif15,
Cross-sectional descriptive study.17. Pelatihan empati dan menunjukkan
bahwa ada perbaikan dalam keterampilan komunikasi perawat, dan bahwa mereka
harus bekerja untuk meningkatkan pelayanan.Pelatihan yang relevan akan menyebabkan
peningkatan keterampilan empati perawat, yang pada gilirannya, akan
memungkinkan mereka untuk memahami pasien mereka lebih baik, membangun hubungan
interpersonal yang positif dengan mereka, dan meningkatkan kepuasan profesional
mereka.12.Kepedulian terhadap kualitas komunikasi perawat-pasien
menyebabkan pekerjaan yang cukup besar pada pelatihan keterampilan komunikasi bagi profesional
kesehatan (Le Dorze et al. 2000. Winchester 2003) 7..
Komunikasi yang tidak efektif membuat pasien merasa cemas, frustrasi dan tidak
puas, yang dapat mengganggu kemampuan mereka untuk mematuhi aturan pada
perawatan Pasien kanker dan menganggap komunikasi adalah prioritas utama kesehatan yang profesional .19.
Menurut
Departemen Kesehatan, di tahun 2010 terdapat sekitar 2 juta warga Indonesia
berobat keluar negeri, yang setidaknya menghabiskan dana pribadi sekitar 40
triliun. Alasan berobat ke luar negeri antara lain faktor komunikasi efektif
antara tenaga medis kepada pasien dan keluarga pasien, dan faktor sarana dan
prasarana.1. Depkes RI tahun 2005, masih ditemukan adanya keluhan
tentang ketidakpuasan pasien terhadap komunikasi perawat. Rata-rata hasil data
yang didapatkan dari beberapa Rumah sakit di Indonesia menunjukan 67% pasien yang mengeluh adanya
ketidakpuasan dalam penerimaan pelayanan kesehatan. Alasan tersebut tentu harus
menjadi bahan pertimbangan setiap rumah sakit di Indonesia dalam meningkatkan
standar pelayanan rumah sakit untuk memberikan kepuasan terhadap pelanggan.
Kondisi inilah yang menyebabkan peneliti tertarik untuk meneliti tentang
kualitas pelayanan di rumah sakit.Salah satunya Rumah Sakit Massenrempulu
kab.Enrekang. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui “Hubungan antara Komunikasi Terapeutik perawat dengan Kepuasan
pasien di ruang Rawat Inap RS Massenremupulu Enrekang”.
Referensi
1. Achmad Shofiyyuddin
As’ad, . Noermijati” Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Harga
terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan (Studi pada Pasien Rawat Inap di
Rumah Sakit NU Tuban)” Jurnal Aplikasi manajemen .Vol
11, No 3 (2013)
2. Aniharyati ,2010.“Komunikasi Terapeutik Sebagai
Sarana Efektif Bagi Terlaksananya Tindakan Keperawatan Yang Optimal”Keperawatan
Bima Poltekkes Kemenkes
3. Anjaryani, Ike Diah.2009 “Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap
Pelayanan Perawat Di Rsud Tugurejo
Semarang” Tesis.Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang
4. Anis Rosiatul Husna, Eni Sumarliyah, Andreas Tipo” Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Kepuasan Pasien Dalam Pelayanan
Keperawatan Di Rumah Sakit Siti Khodijah
Sepanjang ”jurnal penelitian Umsurabaya(2009) vol:41-48
5. Aryani Dwi, Rosinta Febrina, “Pengaruh
Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Pelanggan dalam Membentuk Loyalitas
Pelanggan
6. Anna Wloszczak-Szubzda, Miroslaw J. Jarosz, Mariusz Goniewicz,
Krzysztof Goniewicz”
Evaluation Of Communication And Acceptance Of The Patients By Medical
Personnel” Rocz Panstw Zakl Hig 2016;67(4):427-433
7. BOSCART V.M. (2009)V.M. (2009) “A communication intervention for
nursing staff in chronic care”Journal of Advanced Nursing 65(9), 1823–1832
8. Catherine Kinane, Et.al.,
“ A pilot cluster randomised trial to assess
the effect of a structured
communication approach on quality of life in secure mental health
settings: The Comquol
Study” MacInnes et al. BMC Psychiatry (2016)
16:335
9. Catherine McCabe MSc, RGN, BNS, RNT” Nurse–patient communication:
an exploration of patients’ experiences” MMccCABE C. (2004)CABE C. (2004)
Journal of Clinical Nursing 13, 41–49
10. Hermawan, Andreas Hadi (2010) Persepsi
Pasien Tentang Pelaksanaan Komunikasi Teraputik Perawat Dalam Asuhan
Keperawatan Pada Pasien di Unit Gawat Darurat RS. Mardi Rahayu Kudus November
2009. Undergraduate thesis,
Universitas Diponegoro
11. Ine Lorie´ Diego A. Reinero
Margot Phillips Linda, Zhang Helen Riess M.D” Culture and Nonverbal Expressions of Empathy inClinical Settings” PEC 5466
(2016)
12. Ilknur Kahriman,Nesrin Nural,Umit Arslan,Murat Topbas,Gamze
Can,and Suheyla Kasim “The Effect of Empathy Training on the Empathic
Skills of Nurses” Iran Red Crescent Med J. 2016 June; 18(6):e24847
13. Jalaluddin
Rakhmat, 2008. Psiskologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
14. Kartika, Ika Dewi “Komunikasi Antarpribadi
Perawat Dan Tingkat Kepuasan
Pasien Rsia Pertiwi Makassar” Skripsi.Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin
15. Kathleen Clark, RN, DNP, CCRN Kerry A. Milner, RN, DNSc Marlene Beck, RN, DNP Virginia
Mason, RN, PhD, CCRN, ACNS-B” Measuring
Family Satisfaction With Care Delivered
in the Intensive Care Unit” CriticalCareNurse
Vol 36, No. 6, 2016
16. Misi Siti, Zulpahiyana, Sofyan Indrayana “Komunikasi Terapeutik Perawat Berhubungan dengan Kepuasan Pasien”
Journal Ners And Midwifery Indonesia. JNKI, Vol. 4, No. 1, Tahun
2016, 30-34
17. Songprod
Jonathan Lorgunpai, Et.al.,” Potential Therapeutic Competition in
Community-Living Older Adults in the
U.S.: Use of Medications That May Adversely Affect a Coexisting Condition” Plosone(2014) ,Volume 9 ,Issue 2 ,
e89447
18. S. ten Hoorn, P. W. Elbers, A. R. Girbes and P. R. Tuinman”
Communicating with conscious
and mechanically ventilated critically ill patients” ten Hoorn et al. Critical Care (2016) 20:333
19. S Wilkinson, R Perry, K Blanchard Department of Mental Health
Sciences, Royal Free and University College Medical School, London and L
Linsell Centre for Statistics in Medicine, Wolfson College Annexe, Oxford
University, Linton Road, Oxford” Effectiveness of a three-day communication
skills course in changing nurses’ communication skills with cancer/palliative
care patients: a randomised controlled trial” Palliative Medicine 2008; 22:
365–375
20. Welschen,
Laura M C; Et.al.,” Effects of
Cardiovascular Disease Risk Communication for Patients with Type 2 Diabetes on
risk perception in a rando randomized controlled trial” Diabetes Care; Dec 2012; 35, 12; ProQuest
pg. 2485
No comments:
Post a Comment