11
Hukum Fifth Discipline dari Peter Senge
Berikut
Contoh atas 11 Hukum Disiplin Kelima Peter Senge.
1. Today’s problems come
from yesterday’s “solution.”(Masalah Hari Ini Datang dari
Solusi Masa Lalu)
Contoh
a.
Masalah
Kesehatan yang Kompleks terjadi dibangsa kita hari ini adalah hasil dari
bagaimana sudut pandang pemerintah dalam menetapkan kebijakan serta
pelaksanaannya.Misalnya meningkatnya Penyakit Paru di kota besar.Bagaimana
dengan kebijakan transportasi,Penghijauan dalam kota,Paradigma sehat dan
implementasinya.Kendaraan yang sudah tidak terbendung lagi menyebabkan kondisi
udara yang tercemar.Tidak ada adanya Ruang hijau sebagai filter polutan udara.
b.
Selanjutnya
terjadi pada kantor kantor pemerintahan.Banyak kondisi bangunan kantor yang
tiap tahun dilakukan renovasi.Itu bisa disebabkan karena perencanaan yang
dilakukan tidak baik.Atau pelaksanaan dilapangan tidak sesuai dengan
perencaaan.jadi tanpa kita sadari bukan manfaat atau solusi yang didapat tapi
malah dampak kerugian yang jauh lebih besar.
Jika
dilihat dalam berpikir sistem (system thinking/ST), maka proses pemecahan
masalah seharusnya mempertimbangkan dampak/akibat dari solusi yang diambil
secara komprehensif. Dengan Kata kunci masalah atau dampak itu pasti disebabkan oleh begitu
banyak faktor.Sehingga penyelesaiannya juga harus dengan memikirkan segala
aspek.Artinya Penyelesaian dari Hulu ke hilir
2. The harder you push, the
harder the system pushes back Semakin
Keras Anda Menekan, Semakin Kencang Sistem Mendorong Kembali
Contoh
a. Kita mengetahui kasus terahir di
Negara tercinta kita ini.Penistaan agama oleh Seorang Gubernur yang kemudian
seolah olah dilindungi oleh pihak penguasa saat ini.Membuat kaum
Mayoritas(ISLAM) melakukan aksi Bela Islam I.Namun karena tidak ditanggapi
malah Pemerintah terkesan menghindar dan melarangnya.Sehingga apa yang terjadi malah menimbulkan aksi yang
jauh lebih besar lagi. Terbukti kemarin dengan istilah 212 jumlah yang jauh
lebih besar.Bahkan Presiden hadir dalam rangkaian kegiatan tersebut.
b. UU 36 2009 pasal 104 mengenai
pengawasan obat.Pemerintah sudah sedemikian rupa mencegah terjadinya
pelanggaran mengenai sedian obat akan tetapi yang masih banyak juga yang
menjual serta memproduksi.bahkan ahir ini ditemukan vaksin palsu yang tenyata
sudah berjalan begitu lama.
Hukum
kedua dari ST Senge menyebutkan, bahwa semakin besar usaha yang kita lakukan
untuk memperbaiki kesalahan, maka tanpa atau dengan kita sadari akan semakin
kuat pula masalah tersebut menekan kita. Dalam kondisi ini, Senge menekankan
perlunya ST. Jika kita mengatasi atau menekan permasalahan yang kita hadapi
tanpa pikiran jernih, maka kita akan terjebak ke dalam situasi “serangan balik”
yang siap dilancarkan dan membahayakan pertahanan kita yang dilakukan oleh
situasi yang kita tekan. ST dengan memperhatikan setiap subsistem yang muncul
dalam setiap permasalahan yang kita tekan adalah hal yang perlu dilakukan.
3. Behavior grows better
before it grows worse (Perilaku Tumbuh Lebih Baik Sebelum
Tumbuh Lebih Buruk)
Contoh :
a.
Kebiasaan
pimpinan/petugas yang menganggap bahwa hal itu biasa saja pasti suatu saat akan
menimbulkan hal yang sulit pada ahirnya.Contoh inventarisasi barang pada satu
instansi.Pengurus barang pada tahun 2010 kebawah(2009 dst) setiap menerima dan
menyerahkan barang tidak mencatat pada buku dan komputer.serta tidak memberi
label pada tiap barang tersebut.Sehingga pengurus barang saat ini pasti
kewalahan dalam proses jumlah aset barang daerah.dan pasti mendapat penilaian
jelek dari BPKP
b.
Ada beberapa instansi yang meskipun
pengalokasian anggaran kegiatan sudah jelas akan tetapi pada saat bersamaan
atasan membutuhkan dana maka yang akan diambil adalah dari pos pos yang sudah
jelas pengalokasiannya tadi.Hasilnya terjadi gali lobang tutup lobang untuk
menutupi kebocoran dan menghindari temuan.
Hukum
ketiga ini jika saya boleh mengistilahkan adalah “hukum sesaat (temporary
law)”. Kenapa demikian, langkah apa yang sebenarnya kita lakukan untuk
menyelesaikan suatu persoalan hanya dapat dirasakan saat itu saja. Padahal,
kita seperti dikatakan Senge, bahwa solusi jangka pendek memberikan kita
istirahat sejenak dan perbaikan sementara, tetapi tidak menghilangkan masalah mendasar.
Masalah-masalah ini akan membuat situasi lebih buruk dalam jangka panjang.
Seharusnya perilaku yang tumbuh adalah lebih baik dan bersifat permanen serta
tidak berdampak buruk atau bahkan lebih buruk di kemudian hari.
4. The easy way out usually
leads back in (Cara yang Mudah Biasanya akan Membawa Kita
kembali kepada Permasalahan)
Contoh
a.
Ketika
seorang tim sukses meminta kepada bupati
terpilih agar anak atau
keluarganya diterima sebagai honorer di Dinas kesehatan misalnya.Tentu
Kepala dinas untuk menyenangkan hatinya dan pertimbangan disposisi tidak akan
menolak hal tersebut.Secara sepintas itu mudah dan baik.akan tetapi bagaimana
bila itu sudah tidak bisa dibatasi dengan alasan bagaimana dengan timses yang
lain.Dan kita tau orang bekerja pasti ujung ujungnya mau digajidan hal lain
yang akan ditimbulkan.Apakah ini sudah dipertimbangkan.
b.
Kadang
seorang bawahan dengan mudah meniru tanda tangan atasannya.Alasannya berbagai
macam.Entah karena menganggap itu hanya laporan biasa dan waktunya sudah
mendesak atau karena kebiasaan dari teman
lain juga begitu.tanpa memikirkan bila hal ini menjadi kebiasaan maka menjadi
kebiasaan yang negatif.Tanpa kita sadari persuratan penting dan tidak penting
kita anggap bukan masalah.Tentunya cepat atau lambat pasti akan menjadi
kebiasan yang berbahaya bagi diri dan organisasi kita.
Hukum
keempat dari ST memberikan gambaran, bahwa kita sering terjebak kepada
penyelesaian masalah yang kita anggap mudah padahal sebenarnya itu tidak
relevan dengan pemecahan masalah yang sesungguhnya. Pada akhirnya, yang terjadi
adalah justru sama dengan dampak seperti hukum-hukum sebelumnya. Hukum ini
menghendaki, bahwa setiap penyelesaian persoalan yang ada harus harus dilihat
kesesuaiannya. Apakah jalan yang keluar yang diambil sesuai dengan permasalahan
yang ada atau tidak.
5. The cure can be worse
than the disease (Obatnya Bisa Lebih Buruk daripada Penyakitnya)
Contoh:
a.
Biasanya
seorang guru ketika melihat siswanya membuat suatu pelanggaran misalnya dalam
memberikan hukuman hingga melewati batas.bahkan berujung ke pemukulan.sehingga
yang tadinya guru memberi hukuman berganti dengan guru yang mendapt hukuman
dipenjara.
b.
Kita
Liat dengan dengan adanya sertifikasi guru.sebagai bentuk agar derajat dan
kesejahteraan guru meningkat.Secara finansial sudah baik.artinya banyak guru sekarang
yang sudah punya rumah dan mobil.akan tetapi bagaimana dengan proses belajar
mengajarnya.malah banyak guru yang mengeluh
letih,mengantuk,kurang istrahat karena harus menutupi kekurangan
mengajarnya dengan mencari sekolah lain ditambah dengan menyelesaikan berbagai
macam tugas laporannya.
Berpikir
sistem menghendaki, bahwa dalam mengobati suatu persoalan/penyakit perlu
dilakukan proses berpikir sebab-akibat. Jika tidak, maka kita bukan mengobati,
tetapi membuat penyakit baru yang jauh lebih kronis.
6. Faster is slower (Semakin
Cepat Justru Semakin Lambat)
Contoh:
a.
Apa
yang terjadi dengan Cara berfikrir teman mahasiswa kita sekarang.Kebanyakan
ingin mendapatkan gelar atau ijazah dengan cepat.Dan alhasil jawaban dan
fasilitas itu juga ada .Banyak kampus yang malah melakukan hal tersebut.Ada Mahasiswa
yang tinggal membeli Ijazah dan mendapat
gelarTentu sudah kita tahu hasil dari hal serba instant itu. Sumber Daya
manusia kita akan lemah.Dan Peningkatan pembangunan kita akan stagnan dan
melambat.
b.
Misalnya
di Dinas kesehatan atau puskesmas.Ketika batas waktu memasukkan laporan
mendesak banyak dari petugas yang kadang kala membuat laporan fiktif hanya
karena ingin laporan terkumpul.ini karena petugas tersebut tidak proaktif dan
menyesuaikan diri dalam menyelesaikan tugas dan laporannya.Sehingga pada saat
rekonsiliasi laporan banyak terjadi ketidak samaan data dan dianggap
masalah.yang tadinya sudah dikumpul dikembalikan lagi untuk verifikasi ulang.
Hukum
ini mengindikasikan, bahwa organisasi yang akan bertahan adalah organisasi yang
tumbuh dan berkembang dengan wajar atau tidak instan. Setiap dampak yang muncul
sebagai akibat perkembangan dan cara kita menyikapi secara baik dengan
mengadaptasi diri dan proaktif untuk perbaikan dan kelangsungan organisasi.
Akan tetapi, jika organisasi tidak melakukan hal ini, sesaat mungkin akan
berjalan seperti sangat cepat dan maju, tetapi sesungguhnya itu akan membuat
sesuatu kemunduran dan berjalan lebih lama.
7. Cause and effect are not
closely related in time and space (Sebab dan Akibat tidak
Muncul Berdampingan)
Contoh :
a.
Kasus
HIV/AIDS setiap tahun meningkat.Kasus ini yang dulunya hanya pada orang
tertentu namun sekarang tidak semua mempunyai resiko yang sama.artinya tingkat
penularannya cukup tinggi.Yang penderita sebelumnya jauh lebih kecil bila
dibanding saat ini.ini seperti penomena gunung es.Tentu Masalah ini muncul
karena kita kurang perhatian dengan pencegahannya.hanya melihat yang terjadi
saat ini sehingga kita harus sadar bahwa akibat tidak muncul secara bersamaan.
b.
Sekarang
ini ada banyak Rumah sakit umum yang sudah kurang kunjungan bukan karena
kurangnya orang sakit di daerah tersebut akan tetapi mereka lebih memilih Rumas
sakit Swasta ketimbang RS Pemerintah karena persoalan pelayanannya.
Kadang
kita lupa bahwa kejadian yang kita alami hari ini adalah buah dari apa yang
kita perbuat hari kemarin.Kita selalu menyandingkan kata sebab akibat sebagai
sesuatu yang muncul secara bersamaan dalam ruang dan waktu. Hal ini selalu kita
benarkan, ketika kita menemukan suatu akibat selalu kita mencari penyebabnya.
8. Small changes can
produce big results – but the areas of highest leverage are often the least
obvious (Perubahan Kecil Dapat Menghasilkan Hasil yang
Besar)
Contoh:
a.
Dalam
Alquran menyebutkan orang yang kuat adalah orang yang dapat mengalahkan hawa
nafsunya(Dirinya Sendiri).Artinya seorang pemimpin besar adalah dimulai dari
bagaimana menjadi pemimpin yang baik bagi dirinya sendiri.Istilah yang lain
bahwa ingin menjadi seorang raja maka
harus menjadi pelayan atau bawahan yang baik.Kemudian Menjadi seorang pemimpin
rumah tangga,Lurah/Kepala desa,Bupati,Gubernur.sebagai contoh bapak Gubernur
Syahrul yasin Limpo yang memulai karirnya dari seorang kepal Desa.
b.
Masalah
Kesehatan saat ini sejatinya dimulai dari lingkungan yang paling terkecil yakni
Rumah tangga.Artinya Negara yang sehat dan kuat berasal dari Provinsi provinsi
yang sehat ,Provinsi yang sehat pasti berasal dari kabupaten kabupaten yang
sehat pula,kabupaten yang sehatn tentu dari Kelurahan /Desa Yang sehat dan Kel/Desa
yang sehat dan kuat lahirnya dari Rumah tangga tangga Sehat.maka Mari kita
mulai dari hal yang kecil,Diri sendiri,dan Mulai dari saat ini.
Dalam
bahasa yang sederhana, hukum ke delapan ini adalah jangan pernah meremehkan
hal-hal yang kecil.Konsep ini menjelaskan kepada kita, bahwa untuk melakukan
perubahan besar kita tidak dapat melakukannya dengan hal yang besar pula.
Justru untuk melakukan perubahan besar awalilah dengan hal-hal kecil dan
berdampak besar. Inilah esensi dari pengungkit yang efektif. Saya yakin betul
dengan prinsip, bahwa untuk melakukan perubahan besar harus dilakukan dari hal
yang kecil.
9. You can have your cake
and eat it too – but not at once (Anda Bisa Memiliki Kue
Anda dan Memakannya Juga, tetapi Tidak Sekaligus)
Contoh :
a.
Banyak
sekali pertemuan yang mesti dihadiri oleh kepala Dinas misalnya.Sehingga
meskipun kepala dinas dapat mengikutinya akan tetapi alangkah baiknya diberi
kesempatan kepada kepala bidang atau lainnya untuk mengikuti.Diharapkan untuk
ada informasi yang merata.jadi kesannya bahwa kepala dinas mampu memberi
motivasi kepada bawahan.
b.
Sekarang
ini setiap dilaksanakan lelang proyek secara terbuka dan transparan.diharapkan
agar supaya proyek itu ditangani oleh orang yang tepat dan juga tidak
dimonopoli hanya oleh penguasa/kepala
daerah atau karena bagi bagi jatah proyek.Yang meskipun dengan kewenangannya
seorang kepala daerah bisa melakukan semua itu.
Ketamakan
adalah suatu sifat buruk yang akan menghancurkan. Dalam kehidupan sehari-hari,
ketamakan adalah sifat yang sangat tidak disukai banyak orang. Oleh sebab itu,
ketamakan bersifat deskruptif (perusak). Kalaupun itu dapat dilakukan pasti itu
akan berdampak tidak baik. Kedua hal ini hanya dapat diperoleh dengan jalan
berproses sehingga kebaikan yang satu tidak akan merusak kebaikan yang lainnya.
Kedua hal ini dapat kita lakukan dengan perilaku berpikir sistem. Perlunya
berpikir sistem untuk memperoleh kebaikan dalam suatu proses adalah, untuk
memberikan suatu kesempatan kepada kita tentang dampak berkelanjutan dari pilihan
yang diambil.
10. Dividing an elephant in
half does not produce two small elephants ( Membelah Seekor
Gajah Menjadi Dua Tidak Menghasilkan Dua Ekor Gajah Kecil )
a.
Pemekaran
Puskesmas di suatu kecamatan belum tentu menyelesaikan semua masalah kesehatan
di wilayah kecamatan tersebut.
b.
Penerimaan
pegawai yang cukup banyak tanpa disertai skill belum tentu memperbaiki kualitas
pelayanan.
Menurut
Senge sistem kehidupan memiliki integritas. Karakter mereka tergantung dari
keseluruhan. Bagi Senge, Dengan kata lain, “tidak perlu membelah seekor gajah,
untuk mendapatkan gajah lebih banyak”. Prinsip ini disebut Senge dengan
“prinsip dari batasan sistem”, yaitu
interaksi yang harus dipelajari yang paling penting terhadap masalah
saat ini, tidak peduli dari batas organisasi yang sempit.
Kunci
dari hukum ini adalah interaksi. Jika bicara interaksi, maka diperlukan dialog.
Oleh sebab itu, dialog dalam organisasi harus didasari dari keinginan untuk
berubah, membuka diri, mau berbagi, dan belajar terus menerus untuk memperbaiki
diri.
11.Tidak
Menyalahkan
Contoh
:
a.
Kenapa
masalah terus terjadi di negara kita.penyebabnya adalah selalunya mencari
kambing hitam.Antara satu kementrian dengan kementrian yang lain dianggap
paling bertanggungjawab apabila terjadi masalah.Disisi lain mereka berlomba
lomba mengaku sebagai yang paling punya andil ,paling berjasa bila ada suatu
keberhasilan.tidak adanya saling bahu membahu setiap masalah dan saling
mendukung dan memuji ketika ada pencapaian.
b.
Di
dalam suatu instansi hanya bisa maju dan berkembang bila tidak adanya saling
menyalahkan.misalnya Puskesmas ,pada masalah kasus gizi buruk.Bila terjadi pada
satu kampung ditemukan kasus seperti itu maka petugas gizi harus intropeksi
apakah kinerjanya sudah maksimal.kemudian bagian yang lain jangan juga
menyalahkan petugas gizi akan tetapi dialog apa yang dibutuhkan.mulai dari
petugas promkes,kesling,dan bahkan semua
yang ada dalam organisasi itu terutama Atasan/pimpinan yang paling
bertanggungjawab.Dan mencari solusi dan implementasi secara bersama sama.
Menurut
hukum ini, kesalahan bukan pada orang
lain tetapi pada diri kita sendiri. Oleh sebab itu, berpikir sistem merupakan
solusi untuk tidak menyalahkan “orang diluar sana”. Musuh kita adalah diri kita
sendiri dan obatnya adalah menjaga hubungan antara kita dan musuh kita–bisa itu
orang luar–dapat juga diri sendiri.