KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah,Segala
puji hanya milik-Nya karena atas berkat dan rahmat hidayah-Nya lah saya dapat
menyelesaikan sebuah makalah mata kuliah Leadership and System Thinking.
Semoga
melalui makalah ini dapat menambah cakrawala wawasan dan pengetahuan kita,
khususnya bagi para mahasiswa FKM Unhas, serta pembaca pada umumnya. Terima
kasih kepada semua rekan mahasiswa jurusan Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan
yang senantiasa memberikan masukannya serta Bapak Prof. Dr. drg. A. Zulkifli
Abdullah, M.Kes. selaku Dosen mata kuliah Leadership and System Thinking.
Saya sebagai penyusun berharap para pembaca
memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Makassar, November 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL ................................................................................. 1
KATA
PENGANTAR ................................................................................. 2
DAFTAR
ISI ................................................................................................ 3
BAB
1. PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG ....................................................................... 4
B.
RUMUSAN MASALAH..................................................................
6
C.
TUJUAN PENULISAN...................................................................
7
D.
MANFAAT PENULISAN ............................................................... 7
BAB
2. PEMBAHASAN
A.
LEARNING
ORGANIZATION........................................................
8
B. THE
FIFTH DISCIPLINE OF LEARNING
ORGANIZATION.....10
C.
TEAM LEARNING...........................................................................
14
D.
STRATEGI
PENGEMBANGAN TEAM LEARNING..................
14
E.
TINJAUAN UMUM DINAS
KESEHATAN...................................
16
F. MANAJEMEN
KONFLIK DI DINAS KESEHATAN.................... 16
G.
MENUJU PERUBAHAN ORGANISASI (DINAS KESEHATAN) 20
BAB
3. PENUTUP
A.
KESIMPULAN ................................................................................ 21
B.
REKOMENDASI ............................................................................. 21
REFERENSI................................................................................................
22
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Organisasi
dapat dikatakan sebagai sekumpulan orang-orang yang disusun dalam
kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, Organisasi
adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih, atau organisasi adalah
setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian tujuan bersama, organisasi adalah
struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok
orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama
mencapai tujuan tertentu.
Organisasi pada
dasarnya seperti mahluk hidup, kelangsungan hidupnya sangat ditentukan oleh
kemampuannya untuk beradapatasi dengan lingkungan. Perubahan lingkungan
strategik organisasi yang sangat cepat dalam berbagai dimensi, seperti teknologi,
sosial, ekonomi, perundangan, globalisasi, dll. menuntut organisasi untuk mampu
beradaptasi pada perubahan itu. Apabila organisasi terlambat untuk berubah maka
sangat besar kemungkinan organisasi akan mundur kinerjanya bahkan, dapat Punah. Oleh karena itu suatu hal yang harus
dilakukan oleh organisasi untuk tetap bertahan dan berkembang adalah organisasi
senantiasa mempelajari perubahan lingkungan strategic dan segera beradaptasi
pada perubahan itu. Dalam dinamika organisasi tersebut muncul istilah Organisasi
Pembelajaran/Belajar dan Pembelajaran Organisasi.
Dinas Kesehatan
adalah salah satu organisasi kompleks yang terdiri dari berbagai macam sumber
daya yang kompleks. Semakin besar ukuran suatu organisasi semakin cenderung
menjadi kompleks keadaannya. Kompleksitas ini menyangkut berbagai hal seperti
kompleksitas alur informasi, kompleksitas komunikasi, kompleksitas pembuat
keputusan, kompleksitas pendelegasian wewenang dan sebagainya.
Kompleksitas lain
adalah sehubungan dengan sumber daya manusia. Seperti kita ketahui bahwa
sehubungan dengan sumber daya manusia ini dapat di identifikasi pula berbagai
kompleksitas seperti kompleksitas jabatan, kompleksitas tugas, kompleksitas
kedudukan dan status, kompleksitas hak dan wewenang dan lain-lain. Kompleksitas
ini dapat merupakan sumber potensial untuk timbulnya konflik dalam organisasi,
terutama konflik yang berasal dari sumber daya manusia, dimana dengan berbagai
latar belakang yang berbeda tentu mempunyai tujuan yang berbeda pula dalam
tujuan dan motivasi mereka dalam bekerja.
Konflik merupakan
kondisi terjadinya ketidak cocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang hendak dicapai, baik yang ada dalam diri
individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Tidak dapat dipungkiri,
bahwa setiap individu memiliki kebutuhan dan tujuan yang berbeda-beda dalam
hidupnya. Melihat persoalan dengan perspektif yang beragam juga akan sulit
dihindari. Oleh karenanya, wajar apabila
terjadi konflik atau benturan kebutuhan dan kepentingan antara individu atau
kelompok yang satu dengan yang lain. Kenyataan menunjukkan bahwa semakin sering
berinteraksi, semakin besar kemungkinan terjadinya konflik.
Setiap kelompok dalam satu organisasi yang di
dalamnya terjadi interaksi antara satu dengan yang lainnya, mempunyai kecenderungan
timbulnya suatu konflik yang tidak dapat di hindarkan. Konflik terjadi karena
di satu sisi orang-orang yang terlibat dalam suatu organisasi mempunyai
karakter, tujuan, visi dan misi yang berbeda-beda. Konflik merupakan peristiwa
yang wajar dalam suatu kelompok dan organisasi, konflik tidak dapat
disingkirkan tetapi konflik bisa menjadi kekuatan positif dalam suatu kelompok
dan organisasi agar menjadi kelompok dan organisasi berkinerja efektif.
Seorang pimpinan yang ingin memajukan
organisasinya, harus memahami faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya konflik,
baik konflik di dalam individu maupun konflik antar perorangan, konflik di
dalam kelompok dan konflik antar kelompok.
Dengan kondisi
seperti itu harus disadari bahwa organisasi atau dinas kesehatan adalah sistem
sosial yang bersifat adaptive dan kompleks( complex adaptive human
system),bukan mesin tanpa jiwa:
Ø
Harus dirubah mindset yang meyakini bahwa
organisasi adalah mesin yang bersifat rasional,tanpa jiwa yang bisa diatur
berdasarkan data yang logis,
Ø
Dunia organisasi memiliki sifat yang
kompleks,tidak pasti,dan banyak memiliki energi (positif dan negatif) yang
mempengaruhi keberlangsungan organisasi sehingga menjadi dasar para pemimpin
organisasi untuk membangun Learning Organization (LO).
Konsep
Learning Organization muncul sejak akhir tahun 1980-an dan baru benar- benar
dikenal secara luas setelah Peter Senge pada tahun 1990 mengeluarkan buku The
Fifth Discipline. The Art and The Practice of Learning Organization. Kreitner
(2006) menggaris bawahi pengertian Senge yang menggambarkan Learning
Organization
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana Learning organisasi dan Team
Learning dalam sebuah organisasi Dinas
Kesehatan ?
2.
Bagaimana Strategi Pengembangan Team Learning
dalam organisasi Dinas Kesehatan ?
3.
Bagaimana manajemen konflik Team Learning
berperan dalam menyelesaikan konflik di Dinas Kesehatan ?
4.
Bagaimana Learning organisasi dan Team
Learning dalam perubahan organisasi Dinas Kesehatan ?
C. TUJUAN PENULISAN
1.
Untuk mengetahui Learning organisasi dan Team
Learning dalam sebuah organisasi Dinas Kesehatan.
2.
Untuk mengetahui Strategi Pengembangan Team Learning dalam organisasi Dinas Kesehatan.
3.
Untuk mengetahui manajemen konflik Team
Learning berperan dalam menyelesaikan suatu konflik di Dinas Kesehatan.
4.
Untuk mengetahui Learning organisasi dan Team
Learning dalam perubahan suatu organisasi Dinas Kesehatan.
D. MANFAAT PENULISAN
1.
Sebagai bahan pembelajaran dalam pengembangan
Team Learning dalam suatu organisasi
2.
Sebagai bahan acuan materi kuliah tentang Learning Organization untuk mata kuliah System Thinking and Learning Organization
3.
Untuk mengetahui cara penyelesaian konflik
dalam suatu organisasi
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
LEARNING
ORGANIZATION
Learning Organization secara teoritis dapat
didefinisikan sebagai suatu organisaasi yang terus menerus belajar secara
kolektif dan bersemangat dan terus menerus mentransformasikan dirinya pada
pengumpulan, pengelolaan dan penggunaan pengetahuan yang lebih baik bagi
keberhasilan organisasi (Marquart dalam
Swanson dan Halton, 2001).
Menurut Beck (dalam Dharma, 2001 : 28)
,mendefinisikan learning organization sebagai : “system of action, actors,
symbols, and processes that enables an organization to transform information
into valued knowledge, which in turn increase its long-run adaptive capacity”.
Definisi tentang Organisasi Pembelajar juga dikemukakan oleh Pedler, Boydell
dan Burgoyne (1988). Dengan mendasarkan pada proses kajian literatur, wawancara
dan investigasi lain maka organisasi pembelajaran didefinisikan sebagai sebuah
organisasi yang memfasilitasi pembelajaran dari seluruh anggotanya dan secara
terus menerus untuk dapat mentransformasi diri
Peter Senge dalam
terjemahan (2006: 21) mengartikan Learning
Organization dalam bahasa Indonesia dapat diartikan Organisasi
Pembelajar dimana individu-individu didalamnya secara terus menerus memperbesar
kapasitasnya untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkan. Organisasi
dimana pola berfikir yang baru dan luas dipelajari. Organisasi dimana aspirasi
kelompok dibebaskan. Dan organisasi dimana individu didalamnya
mempelajari bagaimana belajar bersama.
Dari beberapa
pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa, Learning
Organization adalah sebuah organisasi yang menciptakan
suasana penunjang dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
bagi individu di dalamnya untuk belajar secara individu dan berkelompok
kemudian mengaplikasikan hasil belajarnya kedalam
proses maupun kegiatan organisasi. Jadi kegiatan
belajar ini tidak berhenti pada sistem maupun mekanisme bagaimana belajar saja.
Namun, bagaimana mengaplikasikannya sehingga dapat berguna bagi organisasi.
Sumber belajar itu sendiri dapat dari manapun, dari intern maupun ekstern.
Ada enam kondisi yang
harus disadari para pemimpin organisasi untuk membangun Learning Organization (
LO ):
1.
Menyadari bahwa organisasi adalah sistem
sosial yang bersifat adaptive dan kompleks ( complex adaptive human
system),bukan mesin tanpa jiwa.
2.
Memahami bahwa organisasi lebih banyak
digerakkan oleh proses daripada “struktur”.pertama kita harus meninggalkan
mindset bahwa organsasi harus berbentuk struktur piramida yang stabil/pasti.
3.
Memahami perbedaan proses yang terjadi pada
level the First order change adalah
perubahan kecil yang terjadi di dalam sistem.
Setelah tahap ini arah pembelajaran
bisa difokuskan pada tahap the second order change berhubungan dengan isu isu
pembelajaran yang lebih kompleks.Kemampuan melihat isu yang lebih luas dari isu
rutin yang biasa dihadapi.
4. Menerima kebutuhan mengintegrasikan siklus
masalah kebijakan dan masalah operasional dalam forum debat.Dalam forum ini
masalah yang berkaitan dengan perubahan,internal maupun eksternal dibawa ke
permukaan dan diperdebatkan bersama,resiko yang akan muncul dipertimbangkan
bersama dan kemudian keputusan diambil yang mempengaruhi arah dan strategi
organisasi.
5. Menerima kemungkinan kejadian kejadian yang
tidak bisa dihindari.Salah satu tujuan dari LO adalah mempersiapkan pembelajar
untuk mampu menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi.
6. Profesionalisasi dari para pemberi
arahan.Para petinggi organisasi dalam LO harus merubah peran tradisionalnya.
B. THE FIFTH DISCIPLINE OF LEARNING ORGANIZATION
Dimensi Learning
Organization Peter Senge (1999) mengemukakan bahwa di dalam learning
organization yang efektif diperlukan 5 dimensi yang akan memungkinkan
organisasi untuk belajar, berkembang, dan berinovasi yakni:
1. Berpikir
sistemi/system thinking,
Dari awal peradaban,kita diajar memilah milah masalah dan mengejawantahkan
tugas dan pekerjaan rumit menjadi mudah diatasi.Namun,kondisi seperti ini akan
menciptakan masalah yang jauh lebih besar,kita kehilangan kemampuan dalam
melihat urut urutan akibat dari perbuatan kita,dan kita kehilangan pemahaman
yang lebih besar dengan keseluruhan sistem.Berfikir sistem membantu kita
memahami pola pola permasalahan,dan belajar menguatkan atau merubahnya secara
efektif dalam rangka memperoleh dan menopang manfaat kompetitifnya.Berfifkir
sisitem adalah suatu kerangka kerja yang digunakan untuk melihat pola pola dan
hubungan yang saling berkaitan.Ini khususnya untuk melihat dunia sebagai suatu
kesatuan karena pertumbuhannya yang terus bertambah rumit.Kerumitan dapat
membingungkan dan menimbulkan rongrongan “Itulah Sistemnya”.Saya tidak berdaya
mengawasinya”.Berfikir sistem membuat kenyataan lebih mudah dikelola,cara ini
adalah penawar bagi ketidak berdayaan.Dengan mencermati pola pola yang berada
dibalik peristiwa dan rinciannya,kita benar benar menyederhanakan
hidup.Berfikir Sistem tentang pemahaman menyeluruh ,bukan sebagian dan belajar
bagaimana tindakan kita membentuk realita kita.
2. Penguasaan
Diri /personal mastery,
Orang dengan penguasaan pribadi tingkat tinggi yang secara konsisten mampu
mewujudkan hasil yang paling penting untuk mereka-pada dasarnya, mereka hidup
sebagai seorang seniman yang akan mendekati sebuah karya seni. Mereka melakukan
itu dengan berkomitmen pada pembelajaran seumur hidup mereka.
Penguasaan
pribadi adalah disiplin yang secara terus-menerus memperjelas dan memperdalam
visi pribadi kita, memfokuskan energi kita, mengembangkan kesabaran, dan
melihat realitas secara obyektif. Dengan demikian, ini merupakan landasan
penting dari pondasi organisasi-organisasi belajar dalam pembelajaran
spiritual. Komitmen organisasi untuk dan kapasitas untuk belajar tidak akan
lebih besar dari anggotanya. Disiplin penguasaan pribadi, sebaliknya,
dimulai dengan menjelaskan hal-hal yang terlalu penting bagi kita, menjalani
kehidupan kita dalam pelayanan aspirasi tertinggi kita.Penguasaan Diri meliputi
sederetan praktek dan prinsip prinsip.Tiga elemen utamanya adalah visi
pribadi,tegangan kreatif,dan komitmen pada kebenaran.
a.
Visi pribadi,Umumnya setiap orang memiliki
cita cita dan tujuan.Namun yang dimaksud disini adalah cita cita akhir yang memiliki nilai paling
utama,sedangkan yang lain merupakan alat pencapaian tujuan akhir.Kemampuan
mencurahkan perhatian pada keinginan keinginan akhir adalah pondasi penguasaan
diri menuju visi atau gambaran masa depan yang dicita citakan.
b.
Tegangan kreatif, Ada kesenjangan yang tak
terhindarkan diantara visi kita,namun dengan adanya kesenjangan itu sendiri
sebenarnya sumber daya kreatif.Kesenjangan ini memompa tegangan
kreatif.Sehingga orang yang kreatif memanfaatkan kesenjangan diantara apa yang
mereka inginkan dan apa yang harus dilakukan untuk menghasilkan daya perubahan.
c.
Komitmen pada kebenaran.Kemauan pantang
mundur untuk membuka diri dari cara cara kerja sesuatu menuju pencarian
kebenaran ,merupakan ciri orang yang memilki tingkat penguasaan diri yang
tinggi.Kesadaran ini menjadi faktor yang berpengaruh pada kemampuan
pemimpin mengubah struktur agar
tercapai.
3. Mental
models. adalah asumsi yang
tertanam, generalisasi, atau bahkan gambar atau gambar yang mempengaruhi
bagaimana kita memahami dunia dan bagaimana kita mengambil tindakan Kita
memahami dunia dan bertindak berdasarkan konsep dan asumsi yang mengendap jauh
di dalam jiwa kita.Model mental ini membatasi cara berfikir dan bertindak kita
dan ini merupakan kerugian besar bagi kita. Pimpinan Organisasi
dinas kesehatan bagaimana mempercepat pembelajaran organisasi sehingga
menyadari betapa meresapnya pengaruh dari model mental yang tersembunyi.
bagaimana merubah model-model mental pimpinan dan karyawan secara bersama sama.
4. Building
Shared Vision.atau Visi Bersama.Tak satupun institusi bisa
menjadi besar tanpa danya cita cita,nilai dan misi yang terbagi rata dalam
institusi tersebut.Visi bersama sangat penting artinya bagi institusi
pembelajaran yang ingin membekali para karyawannya dengan daya dan upaya.Cita
cita bersama mendorong adanya komitmen kerja jangka panjang.
5. Team Learning atau
pembelajaran tim. adalah membangun kelompok orang yang bekerjasama secara luar
biasa,orang saling mempercayai,saling mengisi kelebihan dan kekurangan,mengejar
cita cita yang lebih tinggi.Pada tim ini,setiap orang mengemban amanat
peningkatan diri yang terus menerus,setiap orang berbagi kebesaran
visi,kemapuan kolektif.Para anggota juga tahu dan memahami sistem yang
berjalan,serta cara cara mempengaruhinya.Pembelajaran tim adalah proses
penyejajaran anggota tim dalm rangka menghindari pemborosan energi dan
menciptakan hasil yang sesuai denga keinginan para anggotanya.Dibangun diatas
disiplin visi bersama dan penguasaan diri,karena tim yang berbakat harus
terbentuk dari individu individu yang berbakat.Karena IQ tim bisa lebih tinggi
daripada individu dalam tim,maka timlah yang menjadi kunci utama unit
pembelajaran pada suatu instansi dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten
Enrekang.Disiplin pembelajaran tim menyangkut penguasaan praktek dialog dan
diskusi.Pada Sesi diskusi pandangan seseorang seringkali ditampilkan dan
dipertahankan dan tim biasanya mencari luaran pandangan yang terbaik untuk
mendukung keputusan mereka.Meskipun dialog dab diskusi dapat saling mengisi
pada umunya tim dpat membedakan keduanya.Tujuan dialog mencari sesuatu diluar
pemahaman yang telah dimilki oleh setiap anggota tim dan mengupas masalah
masalah rumit dari berbagai sudut pandang.setelah dialog harus ditarik suatu
keputusan dan karenanya dibutuhkan suatu diskusi dimana tindakan merupakan
fokusnya.
Kelima dimensi organisasi pembelajaran ini
harus hadir bersama-sama dalam sebuah organisasi untuk meningkatkan kualitas
pengembangan SDM, karena mempercepat proses pembelajaran organisasi dan meningkatkan
kemampuannya untuk beradaptasi pada perubahan dan mengantisipasi perubahan pada
masa depan.
C. TEAM LEARNING
Team learning learns when the collective
intelligence of the team exceeds the sum of the intelligence of its individual
members (Senge, 1990 dalam Tee, 2005). Artinya, suatu kelompok kerja dikatakan
berhasil jika masing-masing anggota dalam kelompok tersebut bisa saling mengisi
kekurangan yang ada dengan kelebihan yang dimiliki oleh anggota kelompok.
engan
demikian, jumlah ketercapaian hasil yang diperoleh tim dapat melebihi jumlah
hasil dari tiap-tiap individu jika mereka bekerja secara sendiri-sendiri.
Sebagaimana dijelaskan di pendahuluan bahwa dalam organisasi modern, team
learning merupakan suatu bentuk kerjasama yang paling penting dan mendasar,
karena
team
learning memiliki peranan yang penting untuk membawa sekelompok orang mencapai
level kinerja yang lebih tinggi (Tee, 2005).
Hal ini dapat digambarkan dalam penjelasan berikut. Menurut konsep team
learning dari Tee (2005) jika suatu pekerjaan dilakukan secara individu per
individu maka 1+ 1 + 1 + 1 + 1 = 5. Tetapi jika dilakukan secara sinergis, maka
1 + 1 + 1 + 1 + 1 bisa menjadi 15 atau bahkan 25. Dalam kondisi tertentu 1 + 1
+ 1 + 1 + 1 bisa menjadi -5 (minus 5). Jika hal minus ini terjadi, pasti di
dalam kelompok tersebut ada sesuatu yang salah atau mungkin terjadi
miskomunikasi atau masalah yang lain. Dari penjelasan tersebut Tee
(2005) lebih lanjut mengatakan bahwa satu orang individu tidak akan cukup mampu
untuk membawa suatu organisasi ke jenjang yang lebih tinggi, seberapapun tinggi
kedudukannya dalam organisasi tersebut.
Yang diperlukan dalam suatu organisasi adalah bukan kekuatan atau
kehebatan seorang individu, melainkan kekuatan kolektif yang diwujudkan dalam
bentuk team learning. Itulah mengapa team learning menjadi sangat mendesak
untuk dilaksanakan.
D. STRATEGI
PENGEMBANGAN TEAM LEARNING
Proses team learning
dalam suatu kelompok merupakan hal yang sangat penting. Proses tersebut harus
memungkinkan terjadinya kolaborasi dan rasa saling tergantung. Meskipun ada
rasa saling tergantung, tetapi setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung
jawab masing-masing dalam memberikan kontribusi bagi terselesaikannya suatu
pekerjaan yang diberikan.
Jadi dalam team learning
bukan produk akhir saja yang menjadi tekanan,
tetapi bagaimana proses mencapai produk perlu untuk mendapatkan perhatian,
karena proses pembelajaran yang sesungguhnya terjadi di sana. ada beberapa hal lain
yang perlu untuk diperhatikan, yaitu: cara menyelesaikan konflik, dinamika
kelompok, membuat keputusan yang bijaksana, dan memimpin secara efektif.
Dengan mengembangkan
hal-hal tersebut dalam kelompok, maka setiap anggota kelompok akan merasakan
manfaatnya tidak hanya karena bekerja dalam kelompok, tetapi juga karena
belajar untuk bagaimana bekerja dalam kelompok.
Pada akhirnya,setelah
semua anggota kelompok merasakan kedua hal tersebut, yaitu bekerja dalam
kelompok dan belajar bekerja dalam kelompok, maka mereka semua perlu melakukan
evaluasi terhadap efektivitas masing-masing dalam mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan, dan juga seberapa baik mereka dapat belajar dan bekerja secara
bersama-sama sebagai sebuah tim. Kelompok yang berhasil
diawali dengan komunikasi yang baik, mau belajar dan mau belajar bekerja
bersama-sama, serta ada kerelaan untuk saling terlibat dan mengkomunikasikan
apa yang ada dalam hati dan pikiran mereka.
Komunikasi mempunyai
andil membangun iklim organisasi, yang berdampak kepada membangun budaya oranisasi,
yaitu nilai dan kepercayaan yang menjadi titik pusat organisasi. Komunikasi
dalam organisasi adalah : Komunikasi di suatu organisasi yang dilakukan
pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan kha layak yang ada kaitannya
dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang serasi untuk mencapai
tujuan dan sasaran organisasi (Effendy,1989).Pemeliharaan hubungan dengan
karyawan memerlukan komunikasi yang efektif.Sehingga komunikasi secara terus
menerus merupakan suatu keharusan.
E. TINJAUAN UMUM DINAS KESEHATAN
Dinas Kesehatan Kabupaten adalah unsur pelaksana Pemerintah
Daerah Kabupaten yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah. Kepala Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok
membantu Bupati melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang
kesehatan dan tugas lain yang diberikan Bupati. Hal ini
memberikan kewenangan yang cukup kuat pada daerah untuk menangani program
pembangunan dan mengelola sumber daya
serta membuat perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan daerah, sehingga peran
dan fungsi kota dalam pembangunan sistem pelayanan kesehatan yang secara
spesifik, inovatif, mandiri dan berkesinambungan perlu ditingkatkan.
F. MANAJEMEN KONFLIK DI DINAS KESEHATAN
Permasalahan
sering muncul didalam organisasi seperti Dinas kesehatan dan di tuntut oleh
anggotanya untuk melewati dan menyelesaikannya .Permasalahan yang sering
terjadi di organisasi – organisasi yang pada akhirnya secara tidak langsung
menuntut seorang pemimpin untuk membuat keputusan , Permasalahan yang saya
temui pada Dinas Kesehatan Kab.Enrekang Sangat kompleks.
Berbagai
hal seperti kompleksitas alur informasi, kompleksitas komunikasi, kompleksitas
pembuat keputusan, kompleksitas pendelegasian wewenang.Kompleksitas lain adalah
sehubungan dengan sumber daya manusia. Seperti kita ketahui bahwa sehubungan
dengan sumber daya manusia ini dapat di identifikasi pula berbagai kompleksitas
seperti kompleksitas jabatan, kompleksitas tugas, kompleksitas kedudukan dan
status, kompleksitas hak dan wewenang. Kompleksitas ini dapat merupakan sumber
potensial untuk timbulnya konflik dalam organisasi, terutama konflik yang
berasal dari sumber daya manusia, dimana dengan berbagai latar belakang yang
berbeda tentu mempunyai tujuan yang berbeda pula dalam tujuan dan motivasi
mereka dalam bekerja.
Komitmen
bersama dalam bentuk “TEAM LEARNING” sangatlah dituntut dalam melaksanakan
organisasi pembelajaran. Komitmen ini
dijalani setiap individu dalam kelompok dengan melalui kebiasaan-kebiasaan yang efektif. Untuk menjadi seorang yang efektif Stephen R
Covey (Dalam bukunya The Sevent Habits ) menyatakan ada 7 kebiasaan yang harus
dimiliki untuk menjadi seorang yang efektif :
1. Selalulah menjadikan pribadi yang proaktif
(Be proactive), yaitu orang yang selalu
digerakkan oleh nilai-nilai kepedulian.
Bersikap proaktif adalah
lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Bersikap proaktif artinya bertanggung
jawab atas perilaku kita sendiri (di masa lalu, di masa sekarang, maupun di
masa mendatang), dan membuat pilihan-pilihan berdasarkan prinsip-prinsip serta
nilai-nilai ketimbang pada suasana hati atau keadaan. Orang-orang proaktif
adalah pelaku-pelaku perubahan dan memilih untuk tidak menjadi korban, untuk
tidak bersikap reaktif, untuk tidak menyalahkan orang lain. Mereka lakukan ini
dengan mengembangkan serta menggunakan keempat karunia manusia yang unik –
kesadaran diri, hati nurani, daya imajinasi, dan kehendak bebas – dan dengan
menggunakan Pendekatan Dari Dalam Ke Luar untuk menciptakan perubahan. Mereka
bertekad menjadi daya pendorong kreatif dalam hidup mereka sendiri, yang adalah
keputusan paling mendasar yang bisa diambil setiap orang.
2. Mulai dengan akhir dalam pikiran ( Begin
with the end in mind), harus tahu tujuan dari kegiatan yang dilakukan.
Membentuk masa depannya
masing-masing dengan terlebih dulu menciptakan visi serta tujuan setiap proyek
secara mental. Mereka bukan menjalani kehidupannya hari demi hari tanpa
tujuan-tujuan yang jelas dalam benak mereka. Secara mental mereka
identifikasikan prinsip-prinsip, nilai-nilai, hubungan-hubungan, dan
tujuan-tujuan yang paling penting bagi mereka sendiri dan membuat komitmen
terhadap diri sendiri untuk melaksanakannya. Suatu pernyataan misi adalah
bentuk tertinggi dari penciptaan secara mental, yang dapat disusun oleh seorang
individu, keluarga, atau organisasi. Pernyataaan misi ini adalah keputusan
utama, karena melandasi keputusan-keputusan lainnya. Menciptakan budaya
kesamaan misi, visi, dan nilai-nilai, adalah inti dari kepemimpinan
3. Dahulukan yang harus didahulukan ( Put first
thing firs). Mampu membiasakan melakukan hal-hal yang diprioritas utamakan.
Mendahulukan yang utama
adalah penciptaan kedua secara fisik. Mendahulukan yang utama artinya
mengorganisasikan dan melaksanakan, apa-apa yang telah diciptakan secara mental
(tujuan Anda, visi Anda, nilai-nilai Anda, dan prioritas-prioritas Anda).
Hal-hal sekunder tidak didahulukan. Hal-hal utama tidak dikebelakangkan.
Individu dan organisasi memfokuskan perhatiannya pada apa yang paling penting, entah
mendesak entah tidak. Intinya adalah memastikan diutamakannya hal yang utama.
4. Berpikir
menang-menang ( Win-win)
Berpikir menang/menang
adalah cara berpikir yang berusaha mencapai keuntungan bersama, dan didasarkan
pada sikap saling menghormati dalam semua interaksi. Berpikir menang/menang
adalah didasarkan pada kelimpahan – “kue” yang selamanya cukup, peluang,
kekayaan, dan sumber-sumber daya yang berlimpah – ketimbang pada kelangkaan
serta persaingan. Berpikir menang/menang artinya tidak berpikir egois
(menang/kalah) atau berpikir seperti martir (kalah/menang). Dalam kehidupan
bekerja maupun keluarga, para anggotanya berpikir secara saling tergantung –
dengan istilah “kita”, bukannya “aku”. Berpikir menang/menang mendorong
penyelesaian konflik dan membantu masing-masing individu untuk mencari
solusi-solusi yang sama-sama menguntungkan. Berpikir menang/menang artinya
berbagi informasi, kekuasaan, pengakuan, dan imbalan.
5. Berusaha mengerti dulu baru dimengerti ( Seek
first to understand than to be
understood)
Kalau kita mendengarkan
dengan seksama, untuk memahami orang lain, ketimbang untuk menanggapinya, kita
memulai komunikasi sejati dan membangun hubungan. Kalau orang lain merasa
dipahami, mereka merasa ditegaskan dan dihargai, mau membuka diri, sehingga
peluang untuk berbicara secara terbuka serta dipahami terjadi lebih alami dan
mudah. Berusaha memahami ini menuntut kemurahan; berusaha dipahami menuntut
keberanian. Keefektifan terletak dalam keseimbangan di antara keduanya
6. Wujudkan sinergi ( Synergize) , kerjasama,
kreatif, keseluruhan lebih besar dari bagian-bagian
Sinergi adalah soal menghasilkan
alternatif ketiga – bukan caraku, bukan caramu, melainkan cara ketiga yang
lebih baik ketimbang cara kita masing-masing. Memanfaatkan perbedaan-perbedaan
yang ada dalam mengatasi masalah, memanfaatkan peluang. Tim-tim serta
keluarga-keluarga yang sinergis memanfaatkan kekuatan masing-masing individu
sehingga secara keseluruhannya lebih besar seperti ini mengenyampingkan sikap
saling merugikan (1 + 1 = 1/2). Mereka tidak puas dengan kompromi (1 + 1 = 1
½), atau sekedar kerjasama (1 + 1 = 2). Melainkan, mereka kejar kerjasama yang
kreatif (1 + 1 = 3 atau lebih).
7. Asahlah gergaji ( Sharpen the saw), dengan
selalu memperbaharui 4 dimensi yaitu : fisik, spiritual,mental dan emosional
Mengasah gergaji adalah soal
memperbaharui diri terus-menerus dalam keempat bidang kehidupan dasar: fisik,
sosial/emosional, mental, dan rohaniah. Kebiasaan inilah yang meningkatkan
kapasitas kita utnuk menerapkan kebiasaan-kebiasaan efektif lainnya. Bagi
sebuah organisasi, Kebiasaan 7 menggalakkan visi, pembaharuan, perbaikan
terus-menerus, kewaspadaan terhadap kelelahan atau kemerosotan moral, dan
memposisikan organisasinya di jalan pertumbuhan yang baru. Pada tim ini,setiap
orang mengemban amanat peningkatan diri yang terus menerus,setiap orang berbagi
kebesaran visi,kemapuan kolektif.
G.
MENUJU
PERUBAHAN ORGANISASI (DINAS KESEHATAN)
Dalam Menuju
akselerasi perubahan di dinas Kesehatan Kab.Enrekang,Kami akan Membentuk learning organization (TEAM
LEARNING) dengan menanamkan 7 kebiasaan efektif / SEVEN HABITS pada
individu dalam team.Di dalam Buku Everyone is # 1 oleh Davit Setiawan
“Berapa harga yang berani anda bayar untuk meraih kesuksesan anda?Seberapa
besar anda mau berkorban untuk mencapai kesuksesan anda?Seperti apa konsistensi
anda terhadap apa yang anda inginkan?
Rangkaian pertanyaan tersebut memang menyengat ,tetapi demikianlah kenyataan
bahwa selalu ada harga yang harus kita bayar untuk sesuatu yang kita inginkan.Kesuksesan
atau keberhasilan suatu Team Learning berbanding lurus dengan keberaniannya
dalam membayar harga kesuksesan itu. Olehnya itu memerlukan komitmen yang kuat
dari Seorang Pemimpin atau Kepala Dinas. Upaya untuk membentuk learning organization
(Team Learning) merupakan upaya transformasional yang tidak hanya mengubah
budaya kerja dalam melakukan visi misi bersama tetapi juga menanam dan
menginvestasikan perangkat pendukung, infrastruktur, media dan proses
pembelajaran itu sendiri yang tidak sedikit membutuhkan biaya. Membangun
learning organization perlu awal yang tepat. Fondasi learning organization
terletak pada ada tidaknya sistem dan struktur organisasi yang tepat dan
efektif, pembagian tugas, alokasi tanggung jawab, proses yang efektif, fasilitas
pembelajaran sesuai kebutuhan peningkatan kompetensi inti suatu instansi.
Penggunaan peta kompetensi yang berisi kelengkapan kompetensi human interaction
effectiveness,leadership, characters, kompetensi teknis, menjadi prasyarat mutlak
jika kita ingin berhasil membangun learning organization.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Learning
Organization (Team Learning) adalah
Kemampuan organisasi untuk mensinergikan kegiatan team ini ditentukan
oleh adanya visi bersama dan kemampuan berfikir sistemik seperti yang telah
dibicarakan di atas. Namun demikian tanpa adanya kebiasaan yang efektif dalam
suatu team, maka pembelajaran organisasi akan sangat lambat, dan bahkan
berhenti. Oleh karena itu semangat belajar dalam team, harus selalu dijaga
dengan kuat dan dipertahankan.Hal ini senada dengan pernyataan dari Rudyar Kippling” if you want something and
you didn’t get it,you either didn’t want it or you try to bargain for the
price”.Berbagi wawasan pengetahuan dalam tim menjadi sangat penting untuk
peningkatan kapasitas organisasi dalam menambah modal intelektualnya. Adanya
konsep learning
organization (TEAM LEARNING) diharapkan
menjawab perubahan lingkungan kerja yang mengharuskan organisasi untuk terus
belajar, dan membawa kemanfaatan.
B. REKOMENDASI
1.
Harus ada keinginan kuat dan kerja keras
membangun komunikasi yang baik antara atasan dan staf untuk suatu tujuan akhir yang lebih besar dan
lebih bernilai.
2.
Dibutuhkan
Seorang Pemimpin Yang mempunyai Paradigma Baru bukan paradigma tradisional.
3.
Harus ada Dukungan dari berbagai pihak
terutama Bupati Kab.Enrekang.
REFERENSI
Covey,
Stephen R. (1993) , The Seven Habits of Highly Effective People, Simon
& Schuster. Inc, .
Effendy, 1989, Kamus Komunikasi, Mandar Maju, Bandung
Peter Senge. 2006. Disiplin Kelima (The Fifth Discipline
Fieldbook ).
Interaksara.
Siagian,Sondang
P.2009.Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta:Bumi
Aksara
Setiawan
Davit,2015.Everyone is #1.Jakarta.PT
Elex Media komputindo
Thaha.AR.2003.Bahan Bacaan
Untuk Kuliah ST-LO(System Thinking & Learning Organization)
No comments:
Post a Comment