Buku “Memimpin dengan
Hati (Sebuah Catatan Pembelajaran)” . adalah buku yang
ditulis dari hati,terkandung pesan spiritual bahkan banyak kisah yang inspiratif
yang membuat suasana hati ikut dengan suasana saat itu..
Tidak ada kesan ingin
dipuji akan tetapi hanya sebatas menceritakan gaya kepemimpinan yang baik,sederhana
dalam berbagai suka dan duka yang dihadapi organisasi yang dipimpinnya.
. Memberikan kita
pelajaran penting bahwa menjadi pemimpin , seseorang itu terlebih dahulu menata
keegoisan dalam hati, membuka pola
berpikir dan mau belajar dari setiap perubahan yang terjadi.
Banyak sekali pembelajaran
dalam buku “Memimpin dengan Hati” Karena disetiap kisah yang ketika
itu dibaca dan dihayati maka banyak ilmu yang patut kita amalkan dan contohi. Diantara
60 kisah itu, ada 2 kisah atau momen yang sangat menarik perhatian yaitu kisah
penulis dari bagian1 dengan topik “Menerima Amanah” serta bagian 4 dengan topik
“ Menolak Ide Baru”.
Saya tertarik dengan
topik “Menerima Amanah” Bagian I,karena dalam kisah ini menceritakan bagaimana perasaan
penulis pada saat sumpah jabatan..saya ingin mengutip kembali kata-kata penulis
“Saya merasakan getaran yang kuat,betapa besar tanggungjawab saya sebagai
pejabat .,Ya Allah,berkahilah jabatan
ini dan jadikanlah jabatan ini sebagai ladang amal bagi kami” . Bagian inilah
yang menarik bagi saya.Ungkapan hati
tadi bagi saya ini sungguh Luar biasa.Begitu banyak orang yang berlomba
mendapatkan jabatan dan ketika telah mendapat jabatan apakah mampu mengatakan
hal serupa.Menurut saya disinilah awal mulanya “Memimpin dengan hati” mungkin inilah yang dimaksud dalam Alquran
Biqolbun Saliim(Hati Yang selamat).Hati yang tertanam syahadat(Tauhid dan
Rasul).Segala Sesuatunya disandarkan Kepada Allah..Jabatan adalah Amanah yang
dimintai pertangghungjawabannya. Bagaimana menjadikan Jabatan sebagai ladang
amal.Ketika menghadapi masalah selalu melaksanakan sholat istikhara. Ini
merupakan sikap yang benar dari seorang pemimpin Ada dzat lebih mulia tempat
mencurahkan segala isi hati yakni Allah
SWT, bahwa tindakan/keputusan yang diambil sudah dijalan yang benar.Beliau
selalu berhati-hati dalam mengambil keputusan. Apalagi tentang sesuatu hal yang
sifatnya mempengaruhi dan melibatkan banyak pihak. Tak pernah sekalipun beliau
melupakan Allah dari setiap perannya sebagai pemimpin karena dalam pendirian
beliau bahwa jabatan sebagai pemimpin adalah amanah yang diberikan Allah adalah
suatu ibadah yang ketika dijalankan dengan benar maka akan memetik amal ibadah
bagi dirinya dan orang-orang yang berperan didalamnya.
Kisah yang kedua tentang “ Menolak Ide Baru” membuat saya
terkesan karena penulis menceritakan saat membuat papan kalimat dzikir disetiap
jalan Fakultas yang dengan niat dan tujuan mulia. Sebagaimana yang dijelaskan
oleh Syekh Amir Syakib Arsalan yang berjudul “Kenapa Umat Islam terbelakang
sedangkan umat yang lainnya maju”?. Itu semua terjadi karena umat Islam sudah
tidak memperaktekkan ajaran Islam yang termuat dalam Al-Qur’an dan Hadis.
Padahal itu adalah pedoman kita agar hidup bahagia dunia akhirat. Nabi
Saw bersabda: “Aku tinggalkan bagimu dua perkara, jika kamu berpegang teguh
kepada keduanya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu kitab Allah dan
sunnah Rasul.Akan tetapi apa yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan.
Perasaan Sakit hati,marah,kecewa berat ketika papan itu sudah tidak berada
ditempatnya alias dicabut paksa oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Dan
walaupun sebagai pimpinan pada saat itu bisa saja mencari dan bahkan menghukum
yang bersangkutan. Tapi toh itu tidak dilakukan.Disini saya melihat ada dua
hal,Yang pertama seorang pemimpin yang telah berjihad (ada perjuangan nyata,dan
cita cita mulia) meskipun banyak rintangan dalam menanamkan nilai Islam,Yang
kedua begitu berjiwa besarnya seorang pimpinan dalam menyikapi segala masalah. “Dan
Hamba hamba Tuhan yang Maha penyayang itu ialah orang orang yang berjalan
diatas bumi dengan rendah hati.Apabila orang-orang jahil menyapa mereka,mereka
mengucapkan kata kata yang baik”(Al.Furqan:61). Saya sangat terkesan dengan sikap beliau mudah
mudahan dapat diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan kita sehari hari.
Unsur-unsur kepemimpinan
dari ke 60 topik dalam buku Memimpin dengan Hati (Sebuah Catatan Pembelajaran)
antara lain:
1.
Tujuan
dan sasaran
Bagaimana mengerahkan semua sumber
daya yang ada untuk peningkatan organisasi untuk mencapai tujuan dari segala
macam perubahan.
2.
Persepsi dan kesabaran
Didalam berorganisasi
tentu banyak tantangan dan cobaan yang harus dihadapi dan diselesaikan.diperlukan
kesabaran dalam mengelolanya.Asal kita sabar dan mau melakukan dengan niat
ihlas maka kita akan diberikan Allah bantuan dan pertolongannya.
3.
Keyakinan dan komitmen
Selama itu dijalan
kebenaran dan kemaslahatan yang lebih luas,yakin bahwa diberikan jalan keluar
yang lebih baik.
4.
Unsur kerja sama
Membangun kerjasama dan
jaringan yang lebih luas makan kita akan menikmati karunia Allah dimanapun kita
berada.
5.
Kemampuan berkomunikasi
secara efektif, memahami
lingkungan, membangun, mengarahkan dan memandu organisasi dengan visi yang
kuat, imajinatif, prediktif dan antisipatif.
No comments:
Post a Comment