Friday, October 20, 2017

3 Pesan Rasulullah SAW

3 hal yang perlu kita perhatikan sebagai seorang muslim kata Rasulullah:
1.       Tinggalkanlah  maksiyat
2.       Laksanakanlah  kewajiban
3.       Senantiasalah  Dekat dengan Allah
Penjelasan..
1.       Kenapa Poin pertama adalah tinggalkan maksiyat bukan laksanakan kewajiban?Seolah olah Rasulullah ingin mengatakan Kalau kamu tidak bisa melaksanakan semua kewajiban cukup kamu meninggalkan semua yang dilarang Allah.Tinggalkan kedurhakaan.Orang Masuk surga bukan karena Banyaknya Amal akan tetapi sucinya orang dari dosa. Contoh:Bayi yang baru  lahir dijamin masuk syurga.
2.       Jangan sampe kita melaksanakan yang sunnah atau lainnya sehingga lupa terhadap kewajiban. Para petugas kesehatan yang berpuasa sunnah (dll) jangan sampe (Loyo) melalaikan  kewajiban mereka dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada  para pasien/masyarakat.Dan kewajiban yang paling utama adalah Sholat.Sehingga, “Barang siapa yang bisa menjaga sholatnya maka dipastikan dia bisa menjaga kewajiban kewajiban yang lainnya”.Contoh:
·         begitu banyak orang yang sudah berhaji tapi lalai sholatnya
·         Ketika Bulan ramadhan banyak yang puasa tapi tidak sholat.
“SholatLah,Sehebat dan sesukses apapun hidupmu bila tidak sholat pada akhirnya kamu akan menderita”
3.       Tidak ada kebahagian kecuali senantiasa bersama Allah.

Segala kenikmatan yang tidak disertai dengan kedekatan dengan Allah maka itu hanyalah kenikmatan semu  yang terbugkus oleh penderitaan.Sukses dan kebahagian akan datang dengan sendirinya ketika ia sabar dalam keataan kepada Allah.
Abdullah bin ‘Abbas –radhiyallahu ‘anhuma– menceritakan, suatu hari saya berada di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bersabda“Nak, aku ajarkan kepadamu beberapa untai kalimat: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau hendak memintamintalah kepada Allah, dan jika engkau hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah, seandainya seluruh umat bersatu untuk memberimu suatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan andaipun mereka bersatu untuk melakukan sesuatu yang membahayakanmu, maka hal itu tidak akan membahayakanmu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.

Friday, October 6, 2017

Hubungan Komunikasi Teraupetik Perawat terhadap kepuasan Pasien

Hubungan Komunikasi Teraupetik Perawat
terhadap kepuasan Pasien

Rumah  sakit  adalah  bagian  penting  dari  suatu  sistem  kesehatan  yang mengedepankan pelayanan prima sebagai elemen utamanya. Kebutuhan masyarakat akan kualitas layanan rumah sakit yang baik semakin meningkat seiring dengan semakin lebih membaiknya perekonomian dan derajat kesehatan masyarakat indonesia.1Rumah sakit sebagai unit  kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memenuhi standar pelayanan prima.14 . Pelayanan prima di Rumah Sakit akan tercapai jika setiap seluruh SDM rumah sakit  mempunyai ketrampilan khusus, diantaranya memahami produk  secara mendalam, berpenampilan menarik, bersikap ramah dan bersahabat, responsif (peka) dengan pasien, menguasai pekerjaan, berkomunikasi secara efektif dan mampu menanggapi keluhan pasien secara professional.3.Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan kesehatan baik dirumah sakit ataupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.4
Keperawatan adalah suatu interaksi antara perawat dan pasien, perawat dan profesional kesehatan lain, serta perawat dan komunitas. Proses interaksi manusia terjadi melalui komunikasi: verbal dan nonverbal, tertulis dan tidak tertulis, terencana dan tidak terencana. ekspresi nonverbal empati bervariasi di seluruh kelompok budaya dan berdampak pada kualitas komunikasi dan perawatan Komunikasi nonverbal memainkan peran penting dalam membina mempercayai penyedia-pasien hubungan, dan sangat penting untuk perawatan yang berkualitas tinggi.11. Pasien Ventilator di ICU sering mengalami kesulitan dengan salah satu fungsi manusia yang paling dasar, yaitu komunikasi, karena intubasi. pasien-di ICU reaksi emosional yang berat, seperti tingkat tinggi frustrasi, stres, kecemasan, dan depresi komunikasi yang paling umum digunakan metode dengan pasien sakit kritis, seperti bibir membaca, gestur, dan mengangguk kepala.18 Agar perawat efektif dalam berinteraksi, mereka harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik.10 Ada banyak cara menunjukkan penerimaan, terutama dengan meluangkan beberapa waktu untuk pasien, di mana penghormatan dapat ditampilkan oleh sikap dan kata.6
Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi (2008:13) menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.13 Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Indra Wati, 2003). Keefektifan komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien  akan mengoptimalkan tindakan keperawatan yang akan mempercepat proses penyembuhan fisik dan psikologis pasien (Anas Tamsuri, 2002).2 Perawat perlu memiliki keterampilan berkomunikasi secara terapeutik dalam menjalankan perannya sehingga dapat menentukan keberhasilan pelayanan atau asuhan keperawatan yang profesional dengan memperhatikan kebutuhan holistik klien.16 danThorsteinsson (2002) mendukung pandangan ini dan menunjukkan bahwa komunikasi adalah bagian mendasar dari keperawatan dan bahwa pengembangan hubungan positif perawat-pasien sangat penting untuk asuhan keperawatan yang berkualitas.
Seorang  perawat  diharapkan  memiliki  kompetensi  meliputi  pengetahuan, keterampilan, dan pribadi yang menunjang dan tercermin dari perilakunya, sesuai prinsip Service Quality, yaitu bukti fisik (Tangibles), keandalan (Reabiluty), daya tanggap (Responsiveness), jaminan (Assurance), dan empaty (Empathy).14
Pentingnya keterampilan komunikasi yang efektif pada pasien misalnya dalam perawatan kanker terdokumentasi dengan baik.19 Komunikasi antara perawat dan pasien sangat penting dalam perawatan kronis untuk kualitas hidup dan kesejahteraan pasien. Hasil statistik meningkat secara signifikan setelah intervensi. komunikasi dan interaksi memiliki rasio statistik signifikan lebih tinggi positif.7.8.Bahwa beberapa obat-obat  dapat mempengaruhi kondisi hidup seorang, situasi yang kita sebut sebagai kompetisi terapi.Kompetisi terapi adalah salah satu jenis interaksi penyakit-obat yang pengobatan dianjurkan untuk satu kondisi yang mungkin negatif.17. 20
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan di berbagai negara bahwa komunikasi efektif atau komunikasi teraupetik perawat  dapat memberi kualitas pelayanan dan informasi yang cukup, serta meningkatkan kepuasan dan kepatuhan pasien yang berimplikasi terhadap kekuatan dan kualitas hidupnya.8,9.11. Metode dan desain penelitian secara eksperimental dan Skala Skor  Skill  empatik (ESS) dengan Uji Kolmogorov Smirnov.12., desain survei deskriptif15, Cross-sectional descriptive study.17. Pelatihan empati dan menunjukkan bahwa ada perbaikan dalam keterampilan komunikasi perawat, dan bahwa mereka harus bekerja untuk meningkatkan pelayanan.Pelatihan yang relevan akan menyebabkan peningkatan keterampilan empati perawat, yang pada gilirannya, akan memungkinkan mereka untuk memahami pasien mereka lebih baik, membangun hubungan interpersonal yang positif dengan mereka, dan meningkatkan kepuasan profesional mereka.12.Kepedulian terhadap kualitas komunikasi perawat-pasien menyebabkan pekerjaan yang cukup besar pada pelatihan  keterampilan komunikasi bagi profesional kesehatan (Le Dorze et al. 2000. Winchester 2003) 7.. Komunikasi yang tidak efektif membuat pasien merasa cemas, frustrasi dan tidak puas, yang dapat mengganggu kemampuan mereka untuk mematuhi aturan pada perawatan Pasien kanker dan menganggap komunikasi adalah  prioritas utama kesehatan yang profesional .19.
Menurut Departemen Kesehatan, di tahun 2010 terdapat sekitar 2 juta warga Indonesia berobat keluar negeri, yang setidaknya menghabiskan dana pribadi sekitar 40 triliun. Alasan berobat ke luar negeri antara lain faktor komunikasi efektif antara tenaga medis kepada pasien dan keluarga pasien, dan faktor sarana dan prasarana.1. Depkes RI tahun 2005, masih ditemukan adanya keluhan tentang ketidakpuasan pasien terhadap komunikasi perawat. Rata-rata hasil data yang didapatkan dari beberapa Rumah sakit di Indonesia  menunjukan 67% pasien yang mengeluh adanya ketidakpuasan dalam penerimaan pelayanan kesehatan. Alasan tersebut tentu harus menjadi bahan pertimbangan setiap rumah sakit di Indonesia dalam meningkatkan standar pelayanan rumah sakit untuk memberikan kepuasan terhadap pelanggan. Kondisi inilah yang menyebabkan peneliti tertarik untuk meneliti tentang kualitas pelayanan di rumah sakit.Salah satunya Rumah Sakit Massenrempulu kab.Enrekang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui “Hubungan antara Komunikasi Terapeutik perawat dengan Kepuasan pasien di ruang Rawat Inap RS Massenremupulu Enrekang”.


Referensi
1.      Achmad Shofiyyuddin As’ad, . Noermijati” Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Harga terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan (Studi pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit NU Tuban)” Jurnal Aplikasi manajemen .Vol 11, No 3 (2013)
2.      Aniharyati ,2010.“Komunikasi Terapeutik Sebagai Sarana Efektif Bagi Terlaksananya Tindakan Keperawatan Yang Optimal”Keperawatan Bima Poltekkes Kemenkes
3.      Anjaryani, Ike Diah.2009 “Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan Perawat Di  Rsud Tugurejo Semarang”  Tesis.Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang
4.      Anis Rosiatul Husna, Eni Sumarliyah, Andreas Tipo” Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat  Dengan Kepuasan Pasien Dalam Pelayanan Keperawatan Di Rumah Sakit Siti Khodijah  Sepanjang ”jurnal penelitian Umsurabaya(2009) vol:41-48
5.      Aryani Dwi, Rosinta Febrina, “Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Pelanggan dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan
6.      Anna Wloszczak-Szubzda, Miroslaw J. Jarosz, Mariusz Goniewicz, Krzysztof Goniewicz” Evaluation Of Communication And Acceptance Of The Patients By Medical Personnel” Rocz Panstw Zakl Hig 2016;67(4):427-433
7.      BOSCART V.M. (2009)V.M. (2009) “A communication intervention for nursing staff in chronic care”Journal of Advanced Nursing 65(9), 1823–1832
8.      Catherine Kinane, Et.al., “ A pilot cluster randomised trial to assess the effect of a structured communication approach on quality of life in secure mental health settings: The Comquol Study” MacInnes et al. BMC Psychiatry (2016) 16:335
9.      Catherine McCabe MSc, RGN, BNS, RNT” Nurse–patient communication: an exploration of patients’ experiences” MMccCABE C. (2004)CABE C. (2004) Journal of Clinical Nursing 13, 41–49
10.  Hermawan, Andreas Hadi (2010) Persepsi Pasien Tentang Pelaksanaan Komunikasi Teraputik Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Pada Pasien di Unit Gawat Darurat RS. Mardi Rahayu Kudus November 2009. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro
11.  Ine Lorie´ Diego A. Reinero Margot Phillips Linda, Zhang Helen Riess M.D Culture and Nonverbal Expressions of Empathy inClinical Settings PEC 5466 (2016)
12.  Ilknur Kahriman,Nesrin Nural,Umit Arslan,Murat Topbas,Gamze Can,and Suheyla Kasim “The Effect of Empathy Training on the Empathic Skills of Nurses” Iran Red Crescent Med J. 2016 June; 18(6):e24847
13.  Jalaluddin Rakhmat, 2008. Psiskologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
14.  Kartika, Ika Dewi “Komunikasi Antarpribadi  Perawat Dan Tingkat Kepuasan Pasien Rsia Pertiwi Makassar” Skripsi.Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin
15.  Kathleen Clark, RN, DNP, CCRN Kerry A. Milner, RN, DNSc Marlene Beck, RN, DNP Virginia Mason, RN, PhD, CCRN, ACNS-B” Measuring Family  Satisfaction With Care Delivered in the Intensive Care Unit” CriticalCareNurse  Vol 36, No. 6, 2016
16.  Misi Siti, Zulpahiyana, Sofyan Indrayana “Komunikasi Terapeutik Perawat Berhubungan dengan Kepuasan Pasien” Journal Ners And Midwifery Indonesia. JNKI, Vol. 4, No. 1, Tahun 2016, 30-34
17.  Songprod Jonathan Lorgunpai, Et.al.,” Potential Therapeutic Competition in Community-Living Older  Adults  in the  U.S.: Use of Medications That May Adversely  Affect a Coexisting  Condition” Plosone(2014)  ,Volume 9 ,Issue  2  , e89447
18.  S. ten Hoorn, P. W. Elbers, A. R. Girbes   and P. R. Tuinman” Communicating with conscious and mechanically ventilated critically  ill patients” ten  Hoorn et al. Critical Care (2016) 20:333
19.  S Wilkinson, R Perry, K Blanchard Department of Mental Health Sciences, Royal Free and University College Medical School, London and L Linsell Centre for Statistics in Medicine, Wolfson College Annexe, Oxford University, Linton Road, Oxford” Effectiveness of a three-day communication skills course in changing nurses’ communication skills with cancer/palliative care patients: a randomised controlled trial” Palliative Medicine 2008; 22: 365–375

20.  Welschen, Laura M C; Et.al.,” Effects of Cardiovascular Disease Risk Communication for Patients with Type 2 Diabetes on risk perception in a rando randomized controlled trial” Diabetes Care; Dec 2012; 35, 12; ProQuest pg. 2485

11 Hukum Disiplin Kelima dan Contoh dalam keseharian


11 Hukum Fifth Discipline dari Peter Senge

Berikut Contoh atas 11 Hukum Disiplin Kelima Peter Senge.

1. Today’s problems come from yesterday’s “solution.”(Masalah Hari Ini Datang dari Solusi Masa Lalu)
Contoh
a.    Masalah Kesehatan yang Kompleks terjadi dibangsa kita hari ini adalah hasil dari bagaimana sudut pandang pemerintah dalam menetapkan kebijakan serta pelaksanaannya.Misalnya meningkatnya Penyakit Paru di kota besar.Bagaimana dengan kebijakan transportasi,Penghijauan dalam kota,Paradigma sehat dan implementasinya.Kendaraan yang sudah tidak terbendung lagi menyebabkan kondisi udara yang tercemar.Tidak ada adanya Ruang hijau sebagai filter polutan udara.
b.    Selanjutnya terjadi pada kantor kantor pemerintahan.Banyak kondisi bangunan kantor yang tiap tahun dilakukan renovasi.Itu bisa disebabkan karena perencanaan yang dilakukan tidak baik.Atau pelaksanaan dilapangan tidak sesuai dengan perencaaan.jadi tanpa kita sadari bukan manfaat atau solusi yang didapat tapi malah dampak kerugian yang jauh lebih besar.
Jika dilihat dalam berpikir sistem (system thinking/ST), maka proses pemecahan masalah seharusnya mempertimbangkan dampak/akibat dari solusi yang diambil secara komprehensif. Dengan Kata kunci masalah  atau dampak itu pasti disebabkan oleh begitu banyak faktor.Sehingga penyelesaiannya juga harus dengan memikirkan segala aspek.Artinya Penyelesaian dari Hulu ke hilir
2. The harder you push, the harder the system pushes back  Semakin Keras Anda Menekan, Semakin Kencang Sistem Mendorong Kembali
Contoh
a.    Kita mengetahui kasus terahir di Negara tercinta kita ini.Penistaan agama oleh Seorang Gubernur yang kemudian seolah olah dilindungi oleh pihak penguasa saat ini.Membuat kaum Mayoritas(ISLAM) melakukan aksi Bela Islam I.Namun karena tidak ditanggapi malah Pemerintah terkesan menghindar dan melarangnya.Sehingga  apa yang terjadi malah menimbulkan aksi yang jauh lebih besar lagi. Terbukti kemarin dengan istilah 212 jumlah yang jauh lebih besar.Bahkan Presiden hadir dalam rangkaian kegiatan tersebut.
b.    UU 36 2009 pasal 104 mengenai pengawasan obat.Pemerintah sudah sedemikian rupa mencegah terjadinya pelanggaran mengenai sedian obat akan tetapi yang masih banyak juga yang menjual serta memproduksi.bahkan ahir ini ditemukan vaksin palsu yang tenyata sudah berjalan begitu lama.
Hukum kedua dari ST Senge menyebutkan, bahwa semakin besar usaha yang kita lakukan untuk memperbaiki kesalahan, maka tanpa atau dengan kita sadari akan semakin kuat pula masalah tersebut menekan kita. Dalam kondisi ini, Senge menekankan perlunya ST. Jika kita mengatasi atau menekan permasalahan yang kita hadapi tanpa pikiran jernih, maka kita akan terjebak ke dalam situasi “serangan balik” yang siap dilancarkan dan membahayakan pertahanan kita yang dilakukan oleh situasi yang kita tekan. ST dengan memperhatikan setiap subsistem yang muncul dalam setiap permasalahan yang kita tekan adalah hal yang perlu dilakukan.
3. Behavior grows better before it grows worse (Perilaku Tumbuh Lebih Baik Sebelum Tumbuh Lebih Buruk)
            Contoh :
a.    Kebiasaan pimpinan/petugas yang menganggap bahwa hal itu biasa saja pasti suatu saat akan menimbulkan hal yang sulit pada ahirnya.Contoh inventarisasi barang pada satu instansi.Pengurus barang pada tahun 2010 kebawah(2009 dst) setiap menerima dan menyerahkan barang tidak mencatat pada buku dan komputer.serta tidak memberi label pada tiap barang tersebut.Sehingga pengurus barang saat ini pasti kewalahan dalam proses jumlah aset barang daerah.dan pasti mendapat penilaian jelek dari BPKP
b.     Ada beberapa instansi yang meskipun pengalokasian anggaran kegiatan sudah jelas akan tetapi pada saat bersamaan atasan membutuhkan dana maka yang akan diambil adalah dari pos pos yang sudah jelas pengalokasiannya tadi.Hasilnya terjadi gali lobang tutup lobang untuk menutupi kebocoran dan menghindari temuan.
Hukum ketiga ini jika saya boleh mengistilahkan adalah “hukum sesaat (temporary law)”. Kenapa demikian, langkah apa yang sebenarnya kita lakukan untuk menyelesaikan suatu persoalan hanya dapat dirasakan saat itu saja. Padahal, kita seperti dikatakan Senge, bahwa solusi jangka pendek memberikan kita istirahat sejenak dan perbaikan sementara, tetapi tidak menghilangkan masalah mendasar. Masalah-masalah ini akan membuat situasi lebih buruk dalam jangka panjang. Seharusnya perilaku yang tumbuh adalah lebih baik dan bersifat permanen serta tidak berdampak buruk atau bahkan lebih buruk di kemudian hari.
4. The easy way out usually leads back in (Cara yang Mudah Biasanya akan Membawa Kita kembali kepada Permasalahan)
Contoh
a.    Ketika seorang tim sukses meminta kepada bupati  terpilih agar anak atau  keluarganya diterima sebagai honorer di Dinas kesehatan misalnya.Tentu Kepala dinas untuk menyenangkan hatinya dan pertimbangan disposisi tidak akan menolak hal tersebut.Secara sepintas itu mudah dan baik.akan tetapi bagaimana bila itu sudah tidak bisa dibatasi dengan alasan bagaimana dengan timses yang lain.Dan kita tau orang bekerja pasti ujung ujungnya mau digajidan hal lain yang akan ditimbulkan.Apakah ini sudah dipertimbangkan.
b.    Kadang seorang bawahan dengan mudah meniru tanda tangan atasannya.Alasannya berbagai macam.Entah karena menganggap itu hanya laporan biasa dan waktunya sudah mendesak  atau karena kebiasaan dari teman lain juga begitu.tanpa memikirkan bila hal ini menjadi kebiasaan maka menjadi kebiasaan yang negatif.Tanpa kita sadari persuratan penting dan tidak penting kita anggap bukan masalah.Tentunya cepat atau lambat pasti akan menjadi kebiasan yang berbahaya bagi diri dan organisasi kita.
Hukum keempat dari ST memberikan gambaran, bahwa kita sering terjebak kepada penyelesaian masalah yang kita anggap mudah padahal sebenarnya itu tidak relevan dengan pemecahan masalah yang sesungguhnya. Pada akhirnya, yang terjadi adalah justru sama dengan dampak seperti hukum-hukum sebelumnya. Hukum ini menghendaki, bahwa setiap penyelesaian persoalan yang ada harus harus dilihat kesesuaiannya. Apakah jalan yang keluar yang diambil sesuai dengan permasalahan yang ada atau tidak.
5. The cure can be worse than the disease (Obatnya Bisa Lebih Buruk daripada Penyakitnya)
Contoh:
a.    Biasanya seorang guru ketika melihat siswanya membuat suatu pelanggaran misalnya dalam memberikan hukuman hingga melewati batas.bahkan berujung ke pemukulan.sehingga yang tadinya guru memberi hukuman berganti dengan guru yang mendapt hukuman dipenjara.
b.    Kita Liat dengan dengan adanya sertifikasi guru.sebagai bentuk agar derajat dan kesejahteraan guru meningkat.Secara finansial sudah baik.artinya banyak guru sekarang yang sudah punya rumah dan mobil.akan tetapi bagaimana dengan proses belajar mengajarnya.malah banyak guru yang mengeluh  letih,mengantuk,kurang istrahat karena harus menutupi kekurangan mengajarnya dengan mencari sekolah lain ditambah dengan menyelesaikan berbagai macam tugas laporannya.
Berpikir sistem menghendaki, bahwa dalam mengobati suatu persoalan/penyakit perlu dilakukan proses berpikir sebab-akibat. Jika tidak, maka kita bukan mengobati, tetapi membuat penyakit baru yang jauh lebih kronis.
6. Faster is slower (Semakin Cepat Justru Semakin Lambat)
            Contoh:
a.    Apa yang terjadi dengan Cara berfikrir teman mahasiswa kita sekarang.Kebanyakan ingin mendapatkan gelar atau ijazah dengan cepat.Dan alhasil jawaban dan fasilitas itu juga ada .Banyak kampus yang malah melakukan hal tersebut.Ada Mahasiswa yang tinggal membeli  Ijazah dan mendapat gelarTentu sudah kita tahu hasil dari hal serba instant itu. Sumber Daya manusia kita akan lemah.Dan Peningkatan pembangunan kita akan stagnan dan melambat.
b.    Misalnya di Dinas kesehatan atau puskesmas.Ketika batas waktu memasukkan laporan mendesak banyak dari petugas yang kadang kala membuat laporan fiktif hanya karena ingin laporan terkumpul.ini karena petugas tersebut tidak proaktif dan menyesuaikan diri dalam menyelesaikan tugas dan laporannya.Sehingga pada saat rekonsiliasi laporan banyak terjadi ketidak samaan data dan dianggap masalah.yang tadinya sudah dikumpul dikembalikan lagi untuk verifikasi ulang.
Hukum ini mengindikasikan, bahwa organisasi yang akan bertahan adalah organisasi yang tumbuh dan berkembang dengan wajar atau tidak instan. Setiap dampak yang muncul sebagai akibat perkembangan dan cara kita menyikapi secara baik dengan mengadaptasi diri dan proaktif untuk perbaikan dan kelangsungan organisasi. Akan tetapi, jika organisasi tidak melakukan hal ini, sesaat mungkin akan berjalan seperti sangat cepat dan maju, tetapi sesungguhnya itu akan membuat sesuatu kemunduran dan berjalan lebih lama.
7. Cause and effect are not closely related in time and space (Sebab dan Akibat tidak Muncul Berdampingan)
            Contoh :
a.    Kasus HIV/AIDS setiap tahun meningkat.Kasus ini yang dulunya hanya pada orang tertentu namun sekarang tidak semua mempunyai resiko yang sama.artinya tingkat penularannya cukup tinggi.Yang penderita sebelumnya jauh lebih kecil bila dibanding saat ini.ini seperti penomena gunung es.Tentu Masalah ini muncul karena kita kurang perhatian dengan pencegahannya.hanya melihat yang terjadi saat ini sehingga kita harus sadar bahwa akibat tidak muncul secara bersamaan.
b.    Sekarang ini ada banyak Rumah sakit umum yang sudah kurang kunjungan bukan karena kurangnya orang sakit di daerah tersebut akan tetapi mereka lebih memilih Rumas sakit Swasta ketimbang RS Pemerintah karena persoalan pelayanannya.
Kadang kita lupa bahwa kejadian yang kita alami hari ini adalah buah dari apa yang kita perbuat hari kemarin.Kita selalu menyandingkan kata sebab akibat sebagai sesuatu yang muncul secara bersamaan dalam ruang dan waktu. Hal ini selalu kita benarkan, ketika kita menemukan suatu akibat selalu kita mencari penyebabnya.
8. Small changes can produce big results – but the areas of highest leverage are often the least obvious (Perubahan Kecil Dapat Menghasilkan Hasil yang Besar)
Contoh:
a.    Dalam Alquran menyebutkan orang yang kuat adalah orang yang dapat mengalahkan hawa nafsunya(Dirinya Sendiri).Artinya seorang pemimpin besar adalah dimulai dari bagaimana menjadi pemimpin yang baik bagi dirinya sendiri.Istilah yang lain bahwa  ingin menjadi seorang raja maka harus menjadi pelayan atau bawahan yang baik.Kemudian Menjadi seorang pemimpin rumah tangga,Lurah/Kepala desa,Bupati,Gubernur.sebagai contoh bapak Gubernur Syahrul yasin Limpo yang memulai karirnya dari seorang kepal Desa.
b.    Masalah Kesehatan saat ini sejatinya dimulai dari lingkungan yang paling terkecil yakni Rumah tangga.Artinya Negara yang sehat dan kuat berasal dari Provinsi provinsi yang sehat ,Provinsi yang sehat pasti berasal dari kabupaten kabupaten yang sehat pula,kabupaten yang sehatn tentu dari Kelurahan /Desa Yang sehat dan Kel/Desa yang sehat dan kuat lahirnya dari Rumah tangga tangga Sehat.maka Mari kita mulai dari hal yang kecil,Diri sendiri,dan Mulai dari saat ini.
Dalam bahasa yang sederhana, hukum ke delapan ini adalah jangan pernah meremehkan hal-hal yang kecil.Konsep ini menjelaskan kepada kita, bahwa untuk melakukan perubahan besar kita tidak dapat melakukannya dengan hal yang besar pula. Justru untuk melakukan perubahan besar awalilah dengan hal-hal kecil dan berdampak besar. Inilah esensi dari pengungkit yang efektif. Saya yakin betul dengan prinsip, bahwa untuk melakukan perubahan besar harus dilakukan dari hal yang kecil.
9. You can have your cake and eat it too – but not at once (Anda Bisa Memiliki Kue Anda dan Memakannya Juga, tetapi Tidak Sekaligus)
            Contoh :
a.    Banyak sekali pertemuan yang mesti dihadiri oleh kepala Dinas misalnya.Sehingga meskipun kepala dinas dapat mengikutinya akan tetapi alangkah baiknya diberi kesempatan kepada kepala bidang atau lainnya untuk mengikuti.Diharapkan untuk ada informasi yang merata.jadi kesannya bahwa kepala dinas mampu memberi motivasi kepada bawahan.
b.    Sekarang ini setiap dilaksanakan lelang proyek secara terbuka dan transparan.diharapkan agar supaya proyek itu ditangani oleh orang yang tepat dan juga tidak dimonopoli  hanya oleh penguasa/kepala daerah atau karena bagi bagi jatah proyek.Yang meskipun dengan kewenangannya seorang kepala daerah bisa melakukan semua itu.
Ketamakan adalah suatu sifat buruk yang akan menghancurkan. Dalam kehidupan sehari-hari, ketamakan adalah sifat yang sangat tidak disukai banyak orang. Oleh sebab itu, ketamakan bersifat deskruptif (perusak). Kalaupun itu dapat dilakukan pasti itu akan berdampak tidak baik. Kedua hal ini hanya dapat diperoleh dengan jalan berproses sehingga kebaikan yang satu tidak akan merusak kebaikan yang lainnya. Kedua hal ini dapat kita lakukan dengan perilaku berpikir sistem. Perlunya berpikir sistem untuk memperoleh kebaikan dalam suatu proses adalah, untuk memberikan suatu kesempatan kepada kita tentang dampak berkelanjutan dari pilihan yang diambil.
10. Dividing an elephant in half does not produce two small elephants ( Membelah Seekor Gajah Menjadi Dua Tidak Menghasilkan Dua Ekor Gajah Kecil )
a.    Pemekaran Puskesmas di suatu kecamatan belum tentu menyelesaikan semua masalah kesehatan di wilayah kecamatan tersebut.
b.    Penerimaan pegawai yang cukup banyak tanpa disertai skill belum tentu memperbaiki kualitas pelayanan.
Menurut Senge sistem kehidupan memiliki integritas. Karakter mereka tergantung dari keseluruhan. Bagi Senge, Dengan kata lain, “tidak perlu membelah seekor gajah, untuk mendapatkan gajah lebih banyak”. Prinsip ini disebut Senge dengan “prinsip dari batasan sistem”, yaitu  interaksi yang harus dipelajari yang paling penting terhadap masalah saat ini, tidak peduli dari batas organisasi yang sempit.

Kunci dari hukum ini adalah interaksi. Jika bicara interaksi, maka diperlukan dialog. Oleh sebab itu, dialog dalam organisasi harus didasari dari keinginan untuk berubah, membuka diri, mau berbagi, dan belajar terus menerus untuk memperbaiki diri.

11.Tidak Menyalahkan
Contoh :
a.    Kenapa masalah terus terjadi di negara kita.penyebabnya adalah selalunya mencari kambing hitam.Antara satu kementrian dengan kementrian yang lain dianggap paling bertanggungjawab apabila terjadi masalah.Disisi lain mereka berlomba lomba mengaku sebagai yang paling punya andil ,paling berjasa bila ada suatu keberhasilan.tidak adanya saling bahu membahu setiap masalah dan saling mendukung dan memuji ketika ada pencapaian.
b.    Di dalam suatu instansi hanya bisa maju dan berkembang bila tidak adanya saling menyalahkan.misalnya Puskesmas ,pada masalah kasus gizi buruk.Bila terjadi pada satu kampung ditemukan kasus seperti itu maka petugas gizi harus intropeksi apakah kinerjanya sudah maksimal.kemudian bagian yang lain jangan juga menyalahkan petugas gizi akan tetapi dialog apa yang dibutuhkan.mulai dari petugas promkes,kesling,dan  bahkan semua yang ada dalam organisasi itu terutama Atasan/pimpinan yang paling bertanggungjawab.Dan mencari solusi dan implementasi secara bersama sama.
Menurut hukum ini, kesalahan  bukan pada orang lain tetapi pada diri kita sendiri. Oleh sebab itu, berpikir sistem merupakan solusi untuk tidak menyalahkan “orang diluar sana”. Musuh kita adalah diri kita sendiri dan obatnya adalah menjaga hubungan antara kita dan musuh kita–bisa itu orang luar–dapat juga diri sendiri.



MEMIMPIN DENGAN HATI

Buku “Memimpin dengan Hati  (Sebuah Catatan Pembelajaran)” . adalah buku yang ditulis dari hati,terkandung pesan spiritual bahkan banyak kisah yang inspiratif yang membuat suasana hati ikut dengan suasana saat itu..
Tidak ada kesan ingin dipuji akan tetapi hanya sebatas menceritakan gaya kepemimpinan yang baik,sederhana dalam berbagai suka dan duka yang dihadapi organisasi yang dipimpinnya.
. Memberikan kita pelajaran penting bahwa menjadi pemimpin , seseorang itu terlebih dahulu menata  keegoisan dalam hati, membuka pola berpikir dan mau belajar dari setiap perubahan yang terjadi.
Banyak sekali pembelajaran dalam buku “Memimpin dengan Hati”   Karena disetiap kisah yang ketika itu dibaca dan dihayati maka banyak ilmu yang patut kita amalkan dan contohi. Diantara 60 kisah itu, ada 2 kisah atau momen yang sangat menarik perhatian yaitu kisah penulis dari bagian1 dengan topik “Menerima Amanah” serta bagian 4 dengan topik “ Menolak Ide Baru”.
Saya tertarik dengan topik “Menerima Amanah” Bagian I,karena dalam kisah ini menceritakan bagaimana perasaan penulis pada saat sumpah jabatan..saya ingin mengutip kembali kata-kata penulis “Saya merasakan getaran yang kuat,betapa besar tanggungjawab saya sebagai pejabat  .,Ya Allah,berkahilah jabatan ini dan jadikanlah jabatan ini sebagai ladang amal bagi kami” . Bagian inilah yang menarik bagi saya.Ungkapan hati  tadi bagi saya ini sungguh Luar biasa.Begitu banyak orang yang berlomba mendapatkan jabatan dan ketika telah mendapat jabatan apakah mampu mengatakan hal serupa.Menurut saya disinilah awal mulanya “Memimpin dengan hati”  mungkin inilah yang dimaksud dalam Alquran Biqolbun Saliim(Hati Yang selamat).Hati yang tertanam syahadat(Tauhid dan Rasul).Segala Sesuatunya disandarkan Kepada Allah..Jabatan adalah Amanah yang dimintai pertangghungjawabannya. Bagaimana menjadikan Jabatan sebagai ladang amal.Ketika menghadapi masalah selalu melaksanakan sholat istikhara. Ini merupakan sikap yang benar dari seorang pemimpin Ada dzat lebih mulia tempat mencurahkan segala isi hati yakni  Allah SWT, bahwa tindakan/keputusan yang diambil sudah dijalan yang benar.Beliau selalu berhati-hati dalam mengambil keputusan. Apalagi tentang sesuatu hal yang sifatnya mempengaruhi dan melibatkan banyak pihak. Tak pernah sekalipun beliau melupakan Allah dari setiap perannya sebagai pemimpin karena dalam pendirian beliau bahwa jabatan sebagai pemimpin adalah amanah yang diberikan Allah adalah suatu ibadah yang ketika dijalankan dengan benar maka akan memetik amal ibadah bagi dirinya dan orang-orang yang berperan didalamnya.
Kisah yang kedua tentang “ Menolak Ide Baru” membuat saya terkesan karena penulis menceritakan saat membuat papan kalimat dzikir disetiap jalan Fakultas yang dengan niat dan tujuan mulia. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Syekh Amir Syakib Arsalan yang berjudul “Kenapa Umat Islam terbelakang sedangkan umat yang lainnya maju”?. Itu semua terjadi karena umat Islam sudah tidak memperaktekkan ajaran Islam yang termuat dalam Al-Qur’an dan Hadis. Padahal itu adalah pedoman kita agar hidup bahagia dunia akhirat.  Nabi Saw bersabda: “Aku tinggalkan bagimu dua perkara, jika kamu berpegang teguh kepada keduanya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu kitab Allah dan sunnah Rasul.Akan tetapi apa yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Perasaan Sakit hati,marah,kecewa berat ketika papan itu sudah tidak berada ditempatnya alias dicabut paksa oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Dan walaupun sebagai pimpinan pada saat itu bisa saja mencari dan bahkan menghukum yang bersangkutan. Tapi toh itu tidak dilakukan.Disini saya melihat ada dua hal,Yang pertama seorang pemimpin yang telah berjihad (ada perjuangan nyata,dan cita cita mulia) meskipun banyak rintangan dalam menanamkan nilai Islam,Yang kedua begitu berjiwa besarnya seorang pimpinan dalam menyikapi segala masalah. “Dan Hamba hamba Tuhan yang Maha penyayang itu ialah orang orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati.Apabila orang-orang jahil menyapa mereka,mereka mengucapkan kata kata yang baik”(Al.Furqan:61).  Saya sangat terkesan dengan sikap beliau mudah mudahan dapat diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan kita sehari hari.




Unsur-unsur kepemimpinan dari ke 60 topik dalam buku Memimpin dengan Hati (Sebuah Catatan Pembelajaran) antara lain:
1.            Tujuan dan sasaran
Bagaimana mengerahkan semua sumber daya yang ada untuk peningkatan organisasi untuk mencapai tujuan dari segala macam perubahan.
2.            Persepsi dan kesabaran
Didalam berorganisasi tentu banyak tantangan dan cobaan yang harus dihadapi dan diselesaikan.diperlukan kesabaran dalam mengelolanya.Asal kita sabar dan mau melakukan dengan niat ihlas maka kita akan diberikan Allah bantuan dan pertolongannya.
3.            Keyakinan dan komitmen
Selama itu dijalan kebenaran dan kemaslahatan yang lebih luas,yakin bahwa diberikan jalan keluar yang lebih baik.
4.            Unsur kerja sama 
Membangun kerjasama dan jaringan yang lebih luas makan kita akan menikmati karunia Allah dimanapun kita berada.
5.            Kemampuan berkomunikasi 
secara efektif, memahami lingkungan, membangun, mengarahkan dan memandu organisasi dengan visi yang kuat, imajinatif, prediktif dan antisipatif.


3 Pesan Rasulullah SAW

3 hal yang perlu kita perhatikan sebagai seorang muslim kata Rasulullah: 1.        Tinggalkanlah  maksiyat 2.        Laksanakanlah  kew...